Bunda dan Gita's Blog
  • Home
  • Ceritaku
  • Resep
  • Lifestyle
    • Motherhood
    • Kuliner
    • Traveling
    • Health & Beauty
  • Literasi
    • Dunia Menulis
    • Cerita Fiksi
  • Review
"Apalah arti sebuah nama?" mungkin sobat blogger pernah mendengar kata-kata tersebut. Meskipun masih banyak yang menganggap sepele, namun jika diberikan pertanyaan demikian, tentu dengan lantang saya akan menjawab, "Tentu saja, nama sangat penting". Tanpa nama kita bukanlah siapa-siapa. Kita pun dikenal karena nama yang dilekatkan pada diri kita.

Tak terbatas pada pemberian nama untuk anak yang baru lahir, ternyata memikirkan nama yang tepat untuk domain blog pribadi juga sangat penting. Mengapa demikian? Karena nama domain dari blog yang kita miliki sangat menentukan bagaimana kita akan dikenal dan membangun citra dalam dunia blogging. Pemilihan nama domain ini tak bisa dilakukan sembarangan, banyak hal yang perlu diperhatikan juga, lho!

Saya teringat saat memutuskan ngeblog, hal yang pertama kali terlintas dalam benak saya adalah nama apa yang cocok saya gunakan untuk blog nantinya. Setelah merenung sembari berpikir panjang, akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan nama "dewitarendra" yang diambil dari gabungan nama saya dan kedua anak saya (Gita dan Rendra). Setelah blog jadi dan saya mulai mengisinya, entah kenapa terbersit sedikit keraguan atas nama yang saya pilih untuk blog ini. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan saya ubah kembali menjadi "wifecorner", karena blog ini di dominasi oleh konten dengan tema ibu dan anak. Untungnya, saat itu blog masih gratisan dengan embel-embel blogspot sebelum .com.


Tak berselang lama, ketika saya sudah mulai aktif berkomunitas, saya memikirkan untuk merubah domain blog menjadi TLD dan pergantian nama blog juga masuk dalam daftar. Saya mah orangnya gitu, mudah bimbang dan sedikit plin plan. Apalagi saya memutuskan untuk membeli domain, mesti dipikirkan baik-baik nama apa yang cocok. Jangan sampai kejadian yang lalu terulang kemabli, Setelah nanya sana sini dan meminta masukan dari teman-teman penulis, akhirnya saya menggunakan nama pena "Dewi Mae" sebagai nama blog saya ini. 

Mengapa dewimae.com? Memutuskan penggunaan nama ini pun tida sebentar, saya harus meneguhkan hati agar tidak kembali goyah setelah domain dibeli. Berbayar, boo! Enggak bisa ganti-ganti lagi. Kalau ingin mengganti berarti saya harus ngeluarin uang lagi. Tekor bandar! Dengan banyak pertimbangan akhirnya saya memutuskan berlabuh di nama blog yang sekarang. 

3 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memilih Nama Domain Blog

Apa sajakah pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih nama blog agar tidak galau setelahnya, berikut daftarnya (sesuai dengan pengalaman yang saya alami, ya):

1. Perhatikan Tujuanmu Membuat Blog

Jika tujuanmu membuat blog untuk personal branding atau mempromosikan diri sebagai penulis, maka penggunaan nama pena sangat di sarankan. Biasanya blog-blog seperti ini beraliran lifestyle, yang membahas segala sesuatu tanpa terkecuali, baik itu parenting, traveling, kuliner, dan lain-lain.

Berbeda jika kamu ingin mengkhususkan blog tersebut dengan tema tertentu atau niche blog, maka kamu harus menyesuaikan nama yang dipakai dengan tema yang kamu angkat. Jangan sampai blog memiliki nama yang berbau parenting tapi isinya malah kuliner. Jaka Sembung makan kedondong kalau gitu.

Begitupun ketika saya memutuskan untuk menggunakan nama blog ini. Salah seorang teman memberikan pertanyaan, apa tujuan saya membuat blog? Apakah blog saya memiliki niche khusus atau lifestyle blog? Saran yang saya dapatkan saat itu, jika tujuan membuat blog untuk memperkuat personal branding maka alangkah baiknya jika menggunakan nama pena, dengan demikian nama kita akan semakin dikenal sebagai penulis. 

Oleh karena saya menggunakan blog untuk memperkuat citra saya sebagai content writer, maka saya pun mantap menggunakan nama "Dewimae" sebagai nama domain dari blog saya dengan harapan saya akan semakin semangat untuk menulis dan mengisi blog.

2. Pilih Nama yang Mudah Diingat

Pertimbangan kedua adalah memilih nama yang mudah diingat. Nama yang familiar akan mudah melekat diingatan orang lain dan hal tersebut sangat menguntungkan. Bayangin aja jika nama domain blog kamu ribet, dengarnya aja bikin telinga spaneng apalagi disuruh mengingatnya. Hehehe

Oleh karena itu saya memilih menggunakan nama dewi mae sesuai dengan nama saya agar orang mudah mengingat nama domain blog saya. Selain itu nama tersebut juga pendek dan tidak neko-neko. Simple dan mudah diingat, That's the point. Jadi tidak boleh kah memilih nama domain yang agak panjang dikit? menurut saya, tidak masalah memilih nama domain yang agak panjang asalkan mudah diingat orang orang lain, tapi jangan sepanjang rel kereta api, ya! Hehehe

3. Unik

Selain mudah diingat, nama domain yang unik juga patut kamu coba. Biasanya nih, nama domain yang unik juga akan mudah diingat oleh pembaca. Namun, meskipun memilih nama yang unik, nama tersebut juga harus mudah untuk diucapkan, ya! Jangan sampai hanya karena menginginkan nama yang unik, akhirnya memilih nama domain yang njlimet. Blog dengan nama yang susah dilafalkan akan susah pula diingat.

Ketiga hal tersebut, terutama poin satu, menurut saya wajib banget jadi perhatian saat akan memilih nama domain untuk blog. Jangan sampai kejadian seperti saya yang harus bolak-balik merubah, gimana coba kalau saat itu domain sudah TLD sementara untuk nama saja masih belum sreg? Kan bisa jebol kantong!

Memilih nama domain memang terlihat seperti perkara yang mudah, namun nyatanya memilih nama domain untuk blog memang tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa atau kamu akan mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Sebagaimana kamu ingin dikenal, begitupula kamu harus memikirkan baik-baik nama domain apa yang ingin kamu gunakan untuk blog pribadimu agar orang mudah mengingat begitu mendengar nama blog yang kamu sebutkan. 

Bagaimana menurut sobat blogger, setujukah jika saya mengatakan nama merupakan hal yang sangat penting, termasuk dengan pemberian nama domain untuk blog pribadi? Yuk, tuliskan pendapatmu di kolom komentar. 

Terima Kasih

Salam sukses

Blogwalking atau mengunjungi blog lain punya sesama blogger merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan buat saya. Biasanya saya banyak mendapatkan informasi baru dari kegiatan blogwalking tersebut. Bahkan terkadang terdapat selipan informasi yang sama sekali asing buat kita. Meskipun saya tidak pilih-pilih saat memutuskan untuk blogwalking, tema apa saja biasanya saya baca. Namun, tetap ada beberapa jenis tema yang menjadi favorit saya. 

Kalau sudah nemuin postingan yang kebetulan sesuai dengan tema yang saya sukai, biasanya saya betah berlama-lama bahkan scroll ke postingan lainnya dalam blog tersebut. Nah, ngomongin tema, terdapat 3 tema yang sangat menarik buat saya. Apa sajakah itu?

Traveling


Karena saya penggemar jalan-jalan, namun sekarang sudah tidak bisa lagi traveling karena kendala waktu dan juga kesibukan lainnya, maka membaca artikel dari teman-teman blogger dengan niche traveling sangat menyenangkan dan menjadi hiburan tersendiri buat saya. 

Hanya dengan membaca, saya membayangkan seolah mengalami sendiri pengalaman yang dituliskan dalam artikel tersebut. Belum lagi foto-foto dari berbagai tempat di seluruh dunia yang mampu menyihir sekaligus menyegarkan mata ini. Bikin betah baca artikelnya berlama-lama, deh!

Selain itu dengan membaca artikel seputar traveling juga membantu saya dalam mencari informasi mengenai tempat-tempat wisata yang ada di suatu daerah. Kali aja lain waktu saya memiliki kesempatan untuk traveling. Tak perlu lagi repot menentukan mau kemana dan apa yang harus dilakukan selama perjalanan tersebut. Mengkhayal boleh, kan ya? Hehehe

Parenting


Selain tema traveling, tema mengenai parenting juga menarik perhatian saya. Sebagai ibu muda dengan anak yang masih kecil-kecil mengupgrade informasi seputar dunia ibu dan anak sangat diperlukan. Oleh karenanya blog dengan tema parenting juga menjadi sasaran empuk saya untuk blogwalking. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Sekali blogwalking, bisa nambah kenalan sekaligus dapat informasi mengenai parenting.

Saya juga masih sering mengandalkan informasi seputar parenting dari website ataupun blog dengan niche tersebut ketika mengalami kesulitan dan membutuhkan informasi seputar perkembangan buah hati.

Kuliner


Sebagai emak-emak, tentu saja saya doyan banget masak, apalagi makan. Nah, oleh karena itu saya pun senang sekali mengunjungi blog-blog kuliner untuk mencari resep serta inspirasi masakan yang akan dihidangkan di meja makan. Bagi emak yang tak memiliki bakat dalam bidang masak memasak, blog yang berisi mengenai kuliner, terutama resep masakan sangat membantu.

Kalau sudah membaca resep aneka masakan di blog, biasanya semangat saya untuk memasak kembali meningkat. Jika ada resep yang menurut saya enak dan mudah untuk dimasak, saya langsung mengeksekusinya. Dan tak lupa untuk mencatat resep tersebut jika hasil masakannya enak dan sesuai dengan lidah saya. 

Itu dia 3 tema yang menjadi favorit saya beserta alasan mengapa saya menyukainya. Saya yakin, sobat blogger sekalian juga memiliki tema yang menjadi favorit dan sering dikunjungi saat blogwalking. Yuk, share di kolom komentar, tema apa sih yang menarik menurut sobat blogger? 


(Postingan ini diikutsertakan dalam One Day One Post Blogger Perempuan)




Review Chocolatos Rasa Matcha Latte

Matcha latte, salah satu minuman manis favorit saya. Menyeruput teh hijau yang creamy membuat mata yang tadinya ngantuk menjadi melek seketika, bahkan ketika cuaca sedang gerah-gerahnya matcha latte bisa banget jadi pelepas dahaga yang menyegarkan dan mampu menaikkan semangat. Ya, saya lebih senang menikmati matcha latte versi dingin.

Seiring dengan rasanya yang menghanyutkan penikmatnya, pun demikin dengan harganya. Untuk segelas matcha latte dingin di booth penjual aneka minuman dingin langganan saya dibanderol dengan harga Rp18.000. Cukup menguras isi dompet, bukan? Untuk sekali minum, saya harus mengeluarkan Rp18.000. Lumayan, kan? Bisa buat beli beras sekilo, masih ada kembaliannya pula. Harga yang lumayan tersebutlah, yang akhirnya harus memisahkanku dari segarnya si hijau nan creamy ini. Demi menghemat uang belanja, saya tidak bisa menikmati minuman ini sering-sering. Sedih? Iyalah, wong saya penggemar berat jenis minuman satu ini. 

Tapi untungnya kesedihan saya kini terhapuskan. Pasalnya beberapa hari yang lalu saat belanja bulanan, mata saya tertuju pada salah satu bungkus minuman instan. Bungkusnya yang berwarna hijau dengan merk Chocolatos bener-benar membuat mata saya melirik untuk kedua kalinya. Brand pemilik produk wafer stik dengan isian krim coklat yang terkenal dengan taglinenya "Mamma Mia Lezatos" ini memang mengeluarkan produk minuman instan sasetan. Hanya saja, yang saya tahu sejauh ini Chocolatos hanya mengeluarkan minuman instan rasa cokelat, sesuai dengan mana yang selama ini mereka usung

Review Chocolatos Rasa Matcha Latte

Melihat kemasan warna hijau dengan merk Chocolatos tentu saja cukup membuat saya kaget. Tapi, saya tak salah lihat. Benar, Chocolatos mengeluarkan varian baru rasa matcha latte untuk minuman instan ini. Berhubung saya penggemar berat matcha atau greentea (teh hijau), tanpa ragu sedikitpun bungkusan tersebut berpindah ke dalam troli belanjaan. Apalagi produk-produk keluaran Chocolatos juga dikenal memiliki rasa yang berkelas, meskipun harganya terjangkau.

Jujur, pada awalnya saya tidak berharap banyak. Seperti halnya minuman saset lainnya, paling rasanya biasa saja, enggak bisa ngalahin matcha japan andalan saya. Apalagi ini rasa greentea, bukan cokelat seperti produk yang selama ini jadi ciri khas dari brand Chocolatos. Selain itu harga satu sasetnya juga lumayan murah sekitar Rp2400 (harga di Berau, Kalimantan Timur), kalau di pulau Jawa saya yakin harganya jauh lebih murah.

Setelah saya coba, ternyataaaaa ... rasanya tak seperti dugaan saya sebelumnya. Rasa matcha latte Chocolatos ini sangat enak. Perpaduan greentea sama krimnya terasa sekali. Awalnya saya mencoba menyeduhnya dengan air hangat saja seperti yang tertera pada kemasan. Aroma khas greentea yang harum dan menyegarkan langsung menyeruak begitu kemasan dibuka. Serbuk minuman pun gampang sekali larut dan tidak menggupal ketika diseduh dengan air hangat.

Soal rasa, seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, rasanya sungguh menggoda. Nikmatnya teh hijau berpadu dengan creamer terasa pas di lidah, tidak berlebihan. Dari seruputan pertama saja, lembut creamernya langsung terasa. Sepengetahuan saya mencoba berbagai minuman saset instan, biasanya meninggalkan rasa sedikit pahit setelah diminum. Tapi tidak dengan matcha latte Chocolatos ini, manisnya pas dan tidak meninggalkan rasa pahit. Rasanya benar-benar murni, tidak seperti rasa minuman instan pada umumnya. Bahkan menurut saya, rasa matcha latte Chocolatos ini terkesan mewah, tak kalah dari minuman ala cafe.

Review Minuman Chocolatos Rasa Matcha Latte

Jika diseduh dengan air hangat saja, rasanya sudah sedemikian nikmatnya. Pasti minuman ini enak juga dibuat versi dinginnya, seperti matcha latte yang biasanya saya beli di booth penjual aneka minuman dingin dengan harga selangit itu. Awalnya saya hanya menyeduhnya dengan sedikit air hangat dan menambahkan air dingin serta es batu. Namun, menurut saya rasanya kurang nendang. Enak sih, tapi cenderung biasa saja. Jika diseduh dengan air biasa, menurut saya lebih enak versi hangatnya.

Seketika naluri emak-emak dalam diri saya yang doyan bereksperimen di dapur muncul. Setelah sejenak berpikir dan mengira-ngira bahan apa yang cocok dipadukan dengan minuman satu ini, pilihan saya jatuh pada teh. Alih-alih menyeduh menggunakan air putih hangat, saya mencoba menyeduh matcha latte Chocolatos menggunakan air teh untuk mendapatkan rasa yang sesuai dengan keinginan saya. Tak sia-sia, rasa greentea dan creamernya tetap terasa di lidah meskipun ditambahkan es batu. Yees, Matcha latte seenak yang biasa saya beli pun bisa saya nikmati di rumah. Jelas harganya jauh lebih murah, jadi saya bisa menikmati minuman kesukaan saya kapanpun saya mau tanpa perlu takut dompet terkuras isinya. 

Review Minuman Chocolatos Rasa Matcha Latte

Berikut resep matcha latte ala Chocolatos hasil eksperimen saya sendiri:

Bahan:
1 sachet Chocolatos rasa matcha latte
1/2 gelas teh dingin
Air hangat secukupnya
es batu secukupnya

Cara membuat:
1. Buka bungkus Chocolatos rasa matcha latte, seduh dengan sedikit air hangat. Aduk hingga rata.
2. Setelah minuman tercampur rata, tambahkan teh dingin dan aduk kembali. 
3. Masukkan es batu. Segera minum, mumpung masih dingin.

Viola, matcha latte dingin dengan creamer lembut menggoda siap nyegerin harimu. Cara membuatnya pun mudah dan anti ribet. Rasanya enggak kalah enak dengan minuman sejenis yang harganya mahal itu, lho! Kalau bisa buat sendiri, kenapa mesti beli. Thanks God, akhirnya saya bisa menikmati matcha latte dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Girang banget, dah pokoknya! Hehehe

So, bagi kamu pecinta greentea. Minuman instan dari Chocolatos ini sayang banget untuk dilewatkan. Rasanya yang greentea banget benar-benar bisa memanjakan lidahmu. Apalagi kamu bisa mengkreasikannya menjadi minuman favoritmu. Saya aja langsung jatuh cinta dengan lembutnya rasa matcha latte Chocolatos ini. Yakin kamu enggak mau coba?

Ngeblog atau istilah kerennya blogging merupakan kegiatan yang baru-baru saja saya geluti. Sebenarnya blog ini sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu tapi baru aktif sebulan belakangan. Alasannya, saat itu saya tidak punya banyak waktu untuk mengisi blog ini. Maklum, sebagai penulis dadakan yang masih newbie saya masih tergila-gila dengan peran saya sebagai kontributor media online. 

Seiring berjalannya waktu dan beberapa kali mengalami kekecewaan akibat ulah media online tersebut yang selalu berusaha mangkir memberikan hak kontributor, saya pun gerah dan memilih untuk move on. Blog menjadi salah satu pilihan saya dan akhirnya saya pun ketagihan ngeblog.

Terus, mengapa memilih ngeblog lagi? Alasannya sih klasik banget, ternyata ngeblog itu menyenangkan. Berbeda dengan menulis untuk media online, ngeblog lebih fleksibel. Saya bisa menulis apapun yang saya mau, sesuai dengan gaya bahasa apapun yang saya inginkan. Jauh berbeda, ketika menulis untuk media online, yang sudah ditentukan pakem serta aturannya. 

Jadi, ngeblog bagi saya bagaikan hiburan disaat penat melanda. Dengan ngeblog saya juga bisa menuliskan curahan hati alias curcol. Rata-rata postingan blog saya berisi mengenai curahan hati ataupun pengalaman-pengalaman yang ingin saya bagi untuk orang lain. Tak perlulah mempertanyakan apa yang bisa kamu hasilkan dari ngeblog (dari segi materi), kalau saya sih lebih memilih mengutamakan kepuasan hati saat ngeblog. 

Dulu, dari menjadi kontributor media online tak sedikit pundi-pundi rupiah yang mengisi rekening. Tapi terkadang, disuruh menulis dengan tema dan membuat judul yang sedikit nyeleneh membuat hati ini berontak. Serius, media online yang membayar kontibutornya dengan pay per click, biasanya menyarankan kontributor untuk membuat judul semenarik mungkin (yang kadang bahkan terkesan konyol, klik bait banget).

Sumber gambar: organicvolunteers.com

Back to blogging ...

Banyak keseruan dan keuntungan yang bisa kita dapatkan dari ngeblog, seperti yang pernah saya tuliskan di postingan sebelumnya, klik di sini. Selain poin yang disebutkan di dalam artikel tersebut, ngeblog masih punya banyak manfaat, khususnya bagi diri kita sendiri. Berikut beberapa keuntungan ngeblog bagi diri kita sendiri:

Sebagai Ajang Curhat

Ngeblog bisa benget jadi tampat curhat. Saat hidup sedang dirundung masalah, kamu bisa menuangkannya dalam bentuk tulisan dan terbitkan di blog pribadi. Siapa tahu dari pengalaman pahit tersebut, pembaca blogmu bisa mengambil hikmahnya. Begitupun ketika sedang berbahagia, tak ada salahnya pula berbagi pengalaman yang menyenangkan tersebut melalui tulisan. 

Saya sendiri memilih untuk curhat melalui tulisan, tentu dikemas dengan lebih menarik dan sedikit disamarkan. Curhat terselubung, maksudnya, Hehehe Menuliskan pikiran-pikiran yang mengganggu sangat membantu agar saya bisa selalu berpikir positif. Terkadang ada beberapa masalah yang tidak bisa saya ceritakan bahkan kepada sahabat atau orangtua saya sekalipun, jalan satu-satunya adalah menjadikannya tulisan, baik berupa artikel ataupun tulisan fiksi. Trust me, it's fun!

Sebagai Hiburan

Bagi saya, ngeblog itu hiburan banget. Setelah lelah dengan urusan rumah tangga yang menyita hampir seluruh waktu yang ada dan tak punya waktu untuk ngobrol ngalor ngidul dengan tetangga, ngebloglah salah satu alternatif saya untuk memuntahkan kata-kata yang ada dalam pikiran. Fyi, konon katanya wanita perlu mengeluarkan kata-kata 20 ribu perhari, lho! Biasanya sih setelah menulis, hati terasa lebih ringan, plong, dan bahagia. 

Selain itu, ngeblog membuat kita banyak teman, lho! Aktivitas blogwalking atau BW dengan saling mengunjungi blog sesama blogger membuat hubungan sosial kita semakin luas. Plus tambahan banyak informasi baru yang didapat. Pas banget buat refreshing ala housewife full time macam saya. 

Satu lagi, nih! ngutak-atik template blog juga bisa jadi kegiatan yang asyik, lho. Apalagi setelahnya blog kita makin cakep. Makin semangat juga nulisnya.

Sebagai Kenang-kenangan

Tulisan di blog bisa jadi arsip pribadi dan pengingat bahwa kita pun bisa eksis meskipun terbatas ruang dan waktu. Tulisan-tulisan tersebut juga bisa menjadi buah karya yang dapat dinikmati anak cucu kita kelak. Pasti bangga, bukan? Jika karya kita bermanfaat hingga ke anak cucu kita. 

Bagaimana Caranya Agar Ngeblog Semakin Menyenangkan?

Salah satu hal yang saya lakukan agar ngeblog semakin menyenangkan adalah dengan bergabung ke komunitas-komunitas blogger. Salah satu komunitas blogger yang saya ikuti saat ini adalah Blogger Perempuan (BP). Melalui komunitas tersebut biasanya kita akan mendapatkan banyak sekali informasi mengenai dunia per-bloggingan dan bertemu dengan teman-teman lain sesama blogger. 

BP sendiri mengadakan program harian, yang mana kita bisa share link postingan sesuai tema yang ditentukan setiap harinya. Tentu saja, tema yang ada berbeda-beda. Selain share link yang memungkinkan sesama member untuk blogwalking, BP juga mensupport member/blogger baru melalui WA grup yang mana kita sebagai blogger baru boleh mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar blogging. Bahkan BP juga ngadain ODOP (One Day One Post) berhadiah agar blogger-blogger baru makin semangat ngeblog dan bisa berkembang. Tak jarang ada info mengenai lomba blog yang di-share oleh admin. Dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan positif yang bisa kita temukan dalam komunitas blogger.

Menyenangkan banget, deh! Hidup lebih bermakna serta berwarna dengan ngeblog. Banyak teman, nambah pengalaman, nambah koneksi, dan meningkatkan kemampuan menulis juga. Komplit pakai banget, pokoknya! Makanya, sehari saja enggak nengok blog, entah itu untuk posting tulisan, balas komentar yang masuk, ataupun blogwalking rasanya ada yang kurang. 

Yuk, jadikan harimu semakin menyenangkan dengan ngeblog! Happy blogging


(Postingan ini diikutsertakan dalam One Day One Post Blogger Perempuan)

Memiliki artikel yang terbit di media online merupakan salah satu dambaan bagi penulis, terutama bagi penulis pemula. Ada rasa bangga tersendiri manakala melihat nama kita tercantum dalam artikel yang diterbitkan oleh media online, apalagi media online berbayar. Berasa keren gitu, deh! Hehehe

Euforia itupun saya rasakan saat pertama kali menerbitkan artikel di salah satu media online. Membaca nama saya tertera di bawah judul artikel menimbulkan sensasi tersendiri, antara bangga, haru, dan juga senang. Maklumlah, saya orangnya memang rada dramatis dalam menyikapi hal baru. Apalagi newbie banget di dunia menulis, yang tak penah mendapatkan pelatihan khusus apalagi ikutan kelas online berbayar yang harganya lumayan menguras kantong emak dengan uang belanja pas-pasan.

Meskipun saat itu tak memperoleh bayaran karena pendapatan dihitung dari monetisasi iklan serta page view artikel kita yang terbit, sementara untuk mendaftar monetisasi iklan caranya lumayan berat. Namun, hal tersebut tak mengurangi semangat dan rasa bangga saya atas pencapaian kecil tersebut.

Melihat nama saya tertera sebagai penulis artikel rupanya menjadi candu tersendiri. Saya pun kepincut dengan dunia tulis menulis artikel. Tanpa target yang muluk-muluk (saat itu bahkan hingga kini, saya hanya menjadikan aktivitas menulis sebagai hobi semata tanpa pernah berharap mendapatkan penghasilan dari situ). Perlahan namun pasti, berkat konsistensi dalam menulis dan menerbitkan artikel, akhirnya akun saya berhasil mendaftar monetisasi. Penghasilan yang walaupun masih recehan berhasil saya kantongi.

Monetisasi iklan menjadi penambah semangat bagi saya, meskipun tidak terlalu mempersoalkan apakah saya dapat uang dari menulis atau tidak. Setidaknya, hal tersebut memacu diri saya untuk semakin rajin menulis dan mencoba mengikuti lomba yang biasanya rutin diadakan oleh platform tempat saya tergabung sebagai kontributor. Benar saja, usaha tak akan pernah mengkhianati hasil. Penghasilan merupakan bonus tak terduga dari hobi menulis yang saya geluti.

Beberapa kali saya berhasil menang lomba dan mendapat sedikit hadiah berupa uang. Bahkan saya berhasil masuk ke dalam top 10 kategori penulis lifestyle bersanding dengan penulis kawakan. Dari situlah pundi-pundi rupiah mulai mengalir melalui proyek-proyek mengerjakan artikel dengan tema dan jumlah tertentu yang bayarannya lumayan. Bisa banget buat jajan mie ayam sekeluarga. Walaupun pada akhirnya saya mengalami hal yang pahit dan menyakitkan berkaitan dengan platform tersebut.

Berbekal dari pengalaman yang ada. Saya memberanikan diri untuk menulis dan mengirimkan artikel ke media online lainnya. Ceritanya sih sudah percaya diri, kalau artikelnya bakal terbit. Soalnya sudah enggak newbie banget. Hehehe Sekali lagi artikel saya berhasil terbit di platform lain dan dibayar per artikel terbit. Perjalanan yang saya lalui pun tak se-ngenes saat baru memulai nulis artikel.

Susah Enggak Sih Bikin Artikel Supaya Bisa Terbit di Media Online?


Sumber gambar: bbc.co.uk

Menulis artikel untuk media online sebenarnya tidak terlalu susah dan tidak sesusah yang dibayangkan kebanyakan penulis pemula. Meskipun demikian, sebaiknya kamu banyak berlatih menulis artikel terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengirimkan artikelmu ke media online. Dengan begitu artikel buatanmu sudah lebih keren dan lebih mudah menembus media online.

Saya sendiri awal menulis artikel di media online yang cukup mudah menerbitkan artikel penulisnya, karena sistemnya bukan bayar per terbit namun bayar per view, seperti yang telah saya jelaskan di awal tadi. Meskipun di awal tidak menghasilkan, namun saya tetap penuh semangat menulis di media tersebut. Hitung-hitung latihan menulis artikel, pikir saya saat itu. Tapi, bukan berarti tanpa kendala, lho! Justru yang begini nih, yang banyak tantangannya. Pernah suatu kali, artikel yang terbit, tiba-tiba saja dioffline oleh editor dengan alasan ada konten yang kurang berkenan di dalamnya. Yang ternyata adalah penggunaan gambar dan sumber artikel yang tidak diperbolehkan oleh platform tersebut.

Jadi, bukan tak mungkin, artikel buatanmu ditolak sebelum terbit, yang artinya perlu direvisi kembali agar sesuai dengan aturan yang berlaku dalam platform tersebut. Saya pun merasakan hal tersebut apalagi saat awal bergabung. Pernah sampai 6 kali merevisi satu artikel sebelum terbit. Perjuangan banget, ya!

Caranya?


Sumber gambar: dailysocial.id

Lalu, bagaimana sih caranya menulis artikel untuk media online biar tak banyak ditolak, apalagi sampai berkali-kali? Apakah ada kiat khususnya atau menulis saja seperti biasa sebagaimana kita menulis untuk blog atau akun sosmed? Jelas, berbeda. Menulis untuk media sangat berbeda dengan menulis untuk blog pribadi yang sifatnya lebih personal, ya Dear! 

Diperlukan sedikit trik agar artikel buatanmu sukses tembus media online. Apa sajakah itu? Berikut kiat sukses menulis artikel agar tembus media online (ini menurut pengalaman dan sedikit pengamatan saya, ya!):

1. Pelajari Gaya Bahasa Platform yang Kamu Bidik

Hal ini penting sekali untuk dilakukan sebelum mengirimkan artikelmu ke media online pilihanmu. Setiap platform memiliki gaya tulisan dan juga gaya bahasa yang berbeda. Ada yang lebih menyukai menerbitkan artikel dengan gaya bahasa santai khas anak muda, ada yang menyukai gaya bahasa formal, bahkan ada pula platform yang menyukai gaya bercerita satire.

Misalnya saja kamu ingin mengirimkan artikel buatanmu ke Estrilook.com. Agar artikelmu dilirik, maka gunakan gaya bahasa yang biasanya dipakai penulis yang artikelnya sudah terbit di platform tersebut. Menulis artikel sebagai kontributor media online sangat jauh berbeda dengan menulis di blog pribadi kita sendiri. Jika di blog pribadi, kita bebas menulis sesuai dengan gaya bercerita yag kita mau, lain halnya dengan menulis di media online yang memiliki peratutan tersendiri.

Seperti yang sudah saya ceritakan di atas, bahwa saya pernah merasakan artikel ditolak, bahkan dioffline padahal sudah terbit sebelumnya karena ada beberapa peraturan yang tanpa sadar saya langgar. 

Jadi banyak-banyak membaca artikel yang telah terlebih dahulu terbit di media incaranmu dan pelajari dengan baik gaya bahasa serta gaya penulisan yang digunakan dalam artikel-artikel tersebut, dengan begitu peluang artikelmu untuk terbit semakin besar.

2. Buatlah Judul yang Menarik

Pemilihan judul juga sangat mempengaruhi, lho! Dengan judul yang menarik, biasanya editor akan melirik artikelmu dan bukan tak mungkin berminat menerbitkannya. Buatlah judul semenarik dan seindah mungkin, namun tetap berkaitan dengan isi artikel yang kamu buat. Judul yang menarik akan membuat pembaca menjadi penasaran dan pada akhirnya memutuskan untuk membaca artikel yang kamu tulis. Untuk tips membuat judul yang kece, tunggu artikel saya selanjutnya, ya!


3. Pilih Topik yang Disukai oleh Pembaca

Menulis artikel tak boleh sembarangan, lho! Kamu harus jeli dalam memilih topik yang disukai oleh para pembaca. Jangan sampai kamu memilih tema yang tak populer, ya! Bisa-bisa artikelmu lumutan dan tidak terbit-terbit. Jika memungkinkan, pilih topik yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan atau yang lagi viral namun dari sudut pandang yang berbeda. Hal ini juga menaikkan peluang terbit artikel milikmu.

Bahkan jika kamu mengulasnya dengan menarik, bukan tak mungkin artikelmu akan terbit dengan cepat. Cara ini sukses dipraktekan beberapa teman penulis. Menulis topik yang sedang hot, membuat artikel lebih diperhatikan oleh editor. 

4. Buatlah artikel yang Informatif

Selain menulis topik yang sedang hot, kamu juga bisa menulis artikel yang berisi informasi bermanfaat bagi para pembaca. Misalnya saja, kamu bisa menulis perihal manfaat buah-buahan tertentu bagi kesehatan. Atau kamu bisa mengangkat mengenai parenting, do's and dont's dalam membesarkan anak, dan lain-lain. Kemas secara menarik agar tak membosankan, namun tetap sesuai dengan gaya bahasa platform yang kamu tuju.

5. Self Editing

Tulisan yang tidak rapi dan banyak typo pastinya bakal membuat editor gerah dan pada akhirnya melemparkan tulisanmu ke bin atau tong sampah tanpa pikir panjang. Oleh karena itu, lakukan self editing sebelum memutuskan mengirimkan artikelmu ke media online. Hal tersebut untuk meminimalisir typo yang mungkin saja ada pada artikel, serta membuat artikel lebih menarik jika ada kalimat yang perlu untuk diganti atau dihapus.

Jangan lupa, saat mengoreksi artikelmu sendiri, tempatkan diri sebagai pembaca bukan sebagai penulis artikel. Agar kesalahan penulisan serta kalimat yang kurang pas bisa terdeteksi dengan baik.

6. Nekad

Selain beberapa teori di atas, kamu harus percaya diri dengan artikelmu. Tak perlu malu untuk menulis artikel dan mengirimkannya ke media online. Masalah diterima atau ditolak, itu urusan belakangan dan urusan editor. Tugas kita hanya menulis dan terus menulis. Yang paling penting kamu sudah mencoba dan siap menghadapi penolakan. Sikap nekad sangat diperlukan agar kamu tak mudah berputus asa. Jika ditolak, jangan menyerah. Perbaiki artikelmu dan coba lagi sampai tembus media online. 

Bagaimana? Siap menulis artikelmu untuk dikirim ke media online? Jangan ragu apalagi malu atau takut ditolak. Ditolak mah udah biasa, tapi kalau sudah berhasil. Beeuh, rasanya menyenangkan sekali. Tak perlu minder apalagi sampai rendah diri. Yakinlah, bahwa penulis besar pun tentu pernah ada di posisimu sekarang ini. Teruslah belajar dan jangan berhenti berkarya.

Selamat mencoba.

Semoga artikel ini bermanfaat, Dear! Bagi yang punya pengalaman bagaimana perjalanannya dalam menembus media online, yuk sharing di kolom komentar!

Menulis artikel sebenarnya merupakan sesuatu yang menyenangkan. Bagaimana tidak? Bisa jadi kamu memperoleh penghasilan dari kegiatan tersebut. Ya, menulis artikel bisa banget jadi sumber penghasilanmu. Siapa sangka, ada banyak sekali media yang menerima tulisan-tulisan dari para freelancer, baik itu media cetak atau pun media online. 

Tapi, masalahnya banyak sekali penulis pemula yang terkadang bertanya-tanya, bagaimana sih caranya menulis artikel yang enak dibaca? Memang benar, menulis artikel tak semudah kelihatannya dan yang pasti sangat berbeda jauh dari menulis fiksi. Terutama dari gaya bahasa. Penulis artikel dituntut untuk menghasilkan tulisan yang enak dibaca, tidak membosankan, namun sarat informasi. 

Susah, bukan? Karena biasanya tulisan yang informatif cenderung membosankan untuk dibaca. Nah, di situ lah letak tantangan bagi para penulis artikel dan hal itu pula lah yang biasanya menghantui pikiran para penulis pemula. Jadi, bagaimana donk cara menulis artikel agar enak dibaca bagi penulis pemula?

Berdasarkan pengalaman saya yang juga masih pemula ini. Fyi, saya benar-benar tidak punya pengalaman sama sekali saat pertama kali memutuskan untuk menjajal menulis artikel dan menjadi kontributor salah satu platform media online. Menurut saya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan kala akan menulis artikel agar artikel buatanmu enak dibaca namun tetap informatif, diantaranya:

1. Pilih Tema yang Pas

Sumber gambar: seniberpikir.com

Hal pertama yang harus kamu perhatikan adalah pemilihan tema. Pilih tema yang akan kamu tulis dengan baik. Saran saya sih, pilih tema yang populer namun masih kamu kuasai, Dear! Hal tersebut akan memudahkanmu dalam menggali ide dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Selain itu, tentukan tema yang spesifik agar artikel buatanmu semakin menarik.

Saya ingat sekali, pertama kali ikut tantangan dan diminta membuat satu artikel, 200 kata, tema bebas. Saya sempat kebingungan mencari apa yang akan saya bahas. Karena saat itu saya memang tak punya pengalaman apa pun mengenai menulis. Saat itu, hanya tema objek wisata yang melintas dalam pikiran. Akhirnya saya eksekusi ide tersebut. Namun, hasilnya tidak memuaskan bagi saya. Sepertinya tema traveling bukan saya banget. 

Akhirnya, pada tulisan saya selanjutnya saya memilih untuk menulis dengan tema yang dekat dengan keseharian saya, seperti parenting, ibu dan anak, serta kesehatan. Hasilnya, tulisan saya jauh lebih baik dan lebih natural untuk dibaca.

2. Perhatikan Kalimat Pembuka

Tak perlu membuat kalimat pembuka yang panjang dan bertele-tele. Buatlah kalimat pembuka yang sederhana namun memberikan gambaran mengenai apa yang akan dibahas di dalam artikel. Kamu bisa mengawalinya dengan memaparkan sebuah fakta atau dengan memancing pikiran pembaca dan membuat penasaran dengan melemparkan pertanyaan. 

Kamu harus tahu, bahwa kalimat pembuka sangat penting dan semakin menarik maka semakin betah juga pembaca untuk membaca artikelmu hingga selesai. Dengan begitu informasi yang ada dapat tersampaikan dengan baik.

3. Pakailah Bahasa yang Sederhana

Membuat artikel yang bagus tak harus dengan bahasa yang rumit tingkat tinggi agar terlihat wah di mata para pembaca. Artikel dengan bahasa rumit tingkat dewa, justru akan menyusahkan pembaca. Bahkan bisa jadi pembaca hanya akan melirik artikelmu, tanpa mau membaca lebih jauh. Apalagi kembali untuk kedua kalinya untuk membaca artikelmu yang lain.

Bahasa yang sederhana malah akan menarik minat pembaca, karena apa yang akan kamu sampaikan jelas maksud dan tujuannya. Jangan sampai informasi yang ada dalam artikelmu tak bisa ditangkap oleh pembaca hanya karena penggunaan kata-kata yang kurang tepat.

4.  Temukan Gaya Menulismu


Artikel yang enak dibaca menurut saya adalah artikel yang ditulis dengan bahasa yang sederhana, mudah dipahami, dan mengalir. Oleh karena itu, seorang penulis wajib menulis dengan gaya bahasanya sendiri agar artikel yang dibuat mudah dipahami serta tidak membosankan. 

Menulis dengan gaya bahasa orang lain alias ikut-ikutan hanya akan membuat artikel terkesan kaku serta susah untuk dipahami saat dibaca. Jangan sampai hal tersebut terjadi padamu, Dear! Tak perlu mencontek gaya bahasa orang lain. Menulislah dengan gaya bahasa yang membuatmu nyaman.

5. Jangan Ragu

Tendang perasaan ragu dari dalam hatimu ketika menulis. Perasaan ragu hanya akan menghambatmu dan membuang waktumu. Sebaiknya biarkan apa yang ada dalam pikiranmu mengalir, tuliskan saja apa yang terlintas dalam benakmu. Setelah selesai menulis barulah kamu bisa membaca kembali tulisanmu dan mengoreksi kalimat mana yang sebaiknya diganti atau dibuang. 

Tak perlu takut tulisanmu jelek atau kurang bagus. Yang terpenting adalah ide-ide yang bermunculan dalam kepala dapat dituangkan ke dalam bentuk tulisan dan memiliki manfaat bagi orang lain. Tak masalah artikel yang kita buat bagus atau tidak.

6. Perbanyak Membaca

Menulis artikel berarti kamu harus siap untuk rajin membaca. Selain untuk mengupgrade pengetahuan. Membaca artikel-artikel orang lain juga akan memperkaya kosakata yang kita miliki serta mengembangkan kemampuan menulis kita agar lebih baik lagi. Selain itu, jika kamu menulis artikel yang memerlukan sumber, seperti artikel dengan tema kesehatan, maka mau tak mau kamu harus banyak membaca artikel-artikel serupa sebagai referensi. 

Jadi, tidak ada ruginya dengan banyak membaca. Justru banyak keuntungan yang bisa didapatkan. Yuk, budayakan membaca mulai sekarang.

7. Mulailah Menulis


Semua tips di atas tak akan ada gunanya sama sekali, jika kamu hanya membacanya saja. Mulailah menulis dan nikmatilah. Teruslah menulis dan jaga konsistensi. Tulisan kurang bagus di awal menulis, itu sudah biasa. Hampir semua penulis pasti pernah mengalami. Maka dari itu, jangan bosan untuk terus menulis.

Saya pun kadang merasa malu dengan tulisan di awal-awal memutuskan untuk terjun sebagai penulis. Liat saja tulisan saya saat awal ngeblog, asli bikin pengen ketawa. Alay banget kalau kata anak zaman now. Pemilihan tema pun masih asal-asalan. Bahkan tulisan-tulisan yang terbit di media online saat awal bergabung pun masih jauh dari kata sempurna (sekarang juga masih, sih). Pada saat itu, saya hanya memikirkan bagaimana caranya agar bisa terus menulis dan membuang sampah pikiran melalui tulisan, tanpa pernah menyangka bahwa dengan rutin menulis dan membaca artikel-artikel orang lain akan membuat kemampuan menulis saya jauh lebih baik. 

Meskipun belum menjadi penulis hebat dan tulisan saya pun masih tergolong biasa-biasa saja, namun saya bersyukur kemampuan di bidang tulis menulis sudah jauh lebih baik daripada dahulu. Bahkan sekarang sudah pede masukin tulis ke media online dan menerima job sebagai ghost writer untuk penulisan artikel. Alhamdulillah!

Menulis artikel itu tidak susah, kawan. Memulai dan menjaga konsistensilah yang membutuhkan perjuangan ekstra. Meskipun tak berpengalaman, dengan konsisten menulis bukan tak mungkin kemampuanmu akan melejit tanpa pernah kamu sadari.

Yuk, terus semangat menulis! Bagikan kebaikan lewat tulisan-tulisanmu.
Plagiat! Satu kata beragam rasa. Mendengarnya saja bisa memunculkan perasaan jengkel, kesal, muak, malu, hingga sedih. Plagiarisme ataupun plagiat umumnya menjadi momok bagi kebanyakan penulis. Tak hanya bagi penulis yang karyanya sudah melambung. Penulis pemula yang karyanya masih recehan banget seperti saya saja tak luput dari incaran para plagiator. Sialnya, saya pernah menemukan karya saya diplagiat oknum tidak bertanggung jawab. Bukan cuman sekali, Dear! Tapi sampai 3 kali (ini yang ketahuan).

 Sumber gambar: anangili.web.id

Padahal, jikalau dipikir, karya saya masih jauh dari kata bagus. Istilahnya kerennya masih ecek-ecek, lah! Tapi emang sih, karya yang diplagiat tersebut umumnya memiliki viewer selangit. Sebagai kontibutor suatu platform berita online, yang mengandalkan view pengunjung sebagai tolak ukur pendapatan, tentu saja sebisa mungkin saya turut share tulisan yang diterbitkan. Dampaknya ketika tulisan tersebut memiliki pengunjung hingga puluhan ribu, maka sudah pasti akan nongkrong di headline platform selama berjam-jam bahkan berhari-hari. Mungkin saja, hal tersebut yang memicu khilafnya para penulis yang memang malas berpikir namun ingin punya karya.

Bayangin aja, Dear! Artikel saya yang diplagiat, bener-benar plek sak gambar-gambarnya. Udah gitu, tuh orang dapat monetisasi dari iklan beserta bonus lainnya. Parah, kan? Lantas apa saya tidak melapor ke pihak yang berwenang (admin platform tersebut). Tentu saja saya melapor, tapi apa daya mereka cuek bebek. Nyeseeek. Akhirnya saya hanya bisa pasrah.

Menghadapi hal miris nan mengiris hati tersebut saya mencoba untuk berpikir positif dan menghibur diri, "Waah, berarti saya hebat donk, ya! Tulisan gitu aja ada yang mau mencontek." Hehehe Begitulah biasanya yang saya lakukan.

Sebenarnya jika plagiator tersebut kreatif sedikit saja, artikel tersebut bisa di rewrite. Dengan tema dan pokok bahasan yang sama bisa dibuat artikel dengan kata-kata dan gayanya sendiri dan menggunakan gambar yang berbeda pula. Saya sering kok, me-rewrite artikel dari media-media besar. Tema sama, hanya saja bahasa dan gaya penulisan, ya sesuai dengan gaya saya sendiri. Masa iya, saya jiplak plek ketiplek. Malu sama kucing, tau! Kalau kata Romaria. Demi apa pun juga, saya gengsi kalau harus menjiplak karya orang lain. Apalagi sampai diberi label PLAGIATOR. Naudzubillahi min dzalik.

Menemukan tulisan kita yang diplagiat, tentu saja membuat hati hancur berkeping-keping, untungnya tidak sesesak rasanya kalau habis putus cinta. Tapi, sebelas dua belaslah, sama seperti kalau kita nagih utang terus tak dibayar, malah diomelin pula. Andai saja, mereka tahu bahwa menulis itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pastinya mereka yang memplagiat tahu, sih! Makanya plagiator milih memplagiat tulisan penulis lain. Karena apa? Karena mereka malas mikir, tak mau susah.

Jangankan artikel yang nulisnya saja lumayan membuat jari berolahraga, tagline yang seuprit saja kalau diplagiat sakitnya tak terperi. Saya pribadi, selalu behati-hati dalam menulis. Begitupun ketika mencari tagline sebagai branding diri. Meskipun kelihatannya sepele, namun memiliki tagline berbeda dari kebanyakan orang membawa keuntungan sendiri buat saya. Apa saja untungnya? Tentu saja saya bangga karena tulisan yang hanya beberapa kata tersebut murni dari hasil pikiran saya sendiri. Meskipun untuk menemukannya butuh waktu yang lumayan panjang dan memeras otak bahkan membuat geger grup wa yang berisi sahabat penulis. Keuntungan kedua adalah saya langsung tahu jika ada yang mencontek alias memplagiat.

Nah, kalau yang satu ini sampai ada yang plagiat juga, bener-bener deh! Saya sumpahin diri sendiri aja, biar makin kreatif dan bisa nyiptain tagline baru yang lebih kece, keren, serta lebih berkesan di hati para pembaca. 

Back to the artikel yang diplagiat.

Bagaimana Memastikan Bahwa Artikel Kita Tidak Plagiat?

 

Sumber gambar: pinterest.com

Bagaimana kalau artikel yang kita tulis ternyata kembar dengan artikel orang lain alias plagiat secara tidak sengaja? Tenang, sekarang zaman sudah canggih. Sebelum menerbitkan artikel, agar semakin yakin kalau artikel buatanmu bebas plagiat, ada baiknya dicek dulu pakai pendeteksi plagiat. 

Banyak tools yang bisa dipakai untuk mendeteksi plagiat alias plagiarism checker. Ketik saja di google, maka kamu akan menemukan berbagai macam website yang bisa digunakan untuk mengecek plagiat pada tulisanmu. Tinggal copy dan paste saja tulisanmu pada kolom yang tersedia, tak sampai semenit hasilnya akan muncul. 

Jika artikel yang kamu tulis terdeteksi plagiat, sebaiknya segera ubah kalimat yang terdeteksi plagiat dengan kalimat berbeda namun maksudnya sama. Dengan begitu artikel yang kamu terbitkan benar-benar bebas plagiat. Daripada malu dan dituduh jadi plagiator, ya kan! Jadi, tidak ada alasan lagi untuk tak menerbitkan artikel yang benar-benar bermutu hasil buah pikiran sendiri.

Yang paling penting jangan lupa untuk selalu mencantumkan sumber referensi jika kamu mengutip kalimat dari artikel orang lain. Hal yang sama berlaku jika kamu memakai gambar untuk artikelmu, ya Dear!

Tips Menghadapi Plagiator

Sumber gambar: idntimes.com

Meskipun rasanya nyesek dan bikin baper berkepanjangan, tapi kita tak boleh bertindak gegabah, Dear! Banyak cara yang bisa ditempuh untuk menyelesaikan masalah satu ini tanpa perlu adu otot jempol apalagi sampai adu mulut. Berikut tips ala saya dalam menghadapi orang yang doyan memplagiat karya orang lain:

1. Mintalah Penjelasan

Jika kamu orangnya gampang baper dan tak bisa tenang sebelum mendapat penjelasan dari yang bersangkutan, ada baiknya hubungi orang yang memplagiat tulisanmu tersebut. Namun, lakukan hal tersebut secara santun, ya Dear! Tanyakan baik-baik, apa maksud dan tujuannya. Bagaimana jika orang tersebut tak mau mengakui? Hello, zaman sekarang mah artikel yang terbit, baik media online ataupun cetak pasti ada tanggal lengkap dengan waktunya. Jadi, tak bakal ada yang bisa berkelit. 

2. Keep Calm

Berbeda dengan cara di atas, cara satu ini pas banget buat kamu yang tak mau membuang energi menghadapi orang-orang tak tau malu tersebut. Mau mengkonfrontasi kok malas rasanya, bukan apa-apa! Bagaimana jika orang yang bersangkutan justru marah-marah, apalagi jika yang memplagiat karya kita adalah rekan satu tim atau satu grup dalam sebuah komunitas. Nah, bingung kan? 

Mending biarin aja, lebih baik jadikan bahan tulisan. Tapi tanpa harus mencantumkan namanya, ya Dear! Biasanya sih, sebagai manusia biasa, plagiator juga masih punya hati. Mereka juga akan merasa kok kalau sebenarnya tulisan yang kamu buat ditujukan untuk mereka. Tanpa perlu berkoar-koar, kamu tetap bisa mencurahkan isi hati sampai plong dengan tulisan. Curhat sekaligus berkarya ceritanya! 

3. Teruslah Berkarya

Kasus karya yang diplagiat jangan sampai menjadikanmu down hingga akhirnya malas menulis, ya Dear! Kamu justru harus lebih bersemangat. Kalau tulisanmu sampai diplagiat itu tandanya tulisanmu keren. Teruslah menelurkan karya-karya fenomenal hingga kamu dikenal banyak orang dan buat si plagiator segan jika harus memplagiat karyamu lagi. Jangan lelah untuk berbagi meskipun hanya melalui tulisan. SHARING THROUGH WRITING as long as you can write. Semangat terus, Dear!

Membicarakan masalah plagiat, memang tak ada habisnya. Herannya masih banyak, lho penulis lain (masih pantaskah plagiator disebut penulis?) yang dengan pedenya memplagiat karya penulis lain yang masih baru dan perlu banyak bimbingan dalam dunia kepenulisan. 

Kita doakan saja, semoga mereka yang suka copy paste karya orang lain tanpa menyebutkan sumber referensi diberikan hidayah, dibukakan hatinya, serta dibukakan pikirannya agar menyadari bahwa yang mereka lakukan adalah salah, bukan tak mungkin dengan kegiatan mereka tersebut mematikan semangat penulis baru yang karyanya mereka akui alias diplagiat.

Buat kamu-kamu yang karyanya pernah diplagiat, yang sabar, ya Dear! Teruslah berkarya, jangan kasih kendor. Libas plagiator dengan lebih banyak berkarya. Salah seorang teman saya berkata, "tulisan bisa saja diplagiat, tapi kreatifitas tidak bisa diplagiat." Yup, waktu juga lah yang akan membuktikan. Plagiator tak bakal bisa eksis lama-lama, Dear! Hehehe


Mitos seputar kehamilan memang banyak berkembang di dalam masyarakat Indonesia, seperti halnya mitos-mitos seputar menyusui yang pernah saya bahas sebelumnya di artikel ini. Selain larangan serta pantangan yang wajib dipatuhi oleh calon ibu selama masa kehamilan, biasanya juga beredar mitos mengenai apa yang harus dilakukan agar kehamilan berjalan lancar sesuai harapan.

Misalnya saja, nih, ada sebuah aturan tak tertulis mengenai ibu hamil wajib menyisipkan peniti atau jarum di bajunya selama masa kehamilan berlangsung. Hal tersebut dipercaya dapat menghindarkan ibu dan calon anak dalam kandungan senantiasa terjaga keselamatannya. Selama masa kehamilan saya pun melakukan hal serupa, bukan karena saya percaya. Hanya saja agar tidak menimbulkan konflik dalam keluarga. Hehehe

Selain masalah peniti tersebut, terdapat pula mitos mengenai larangan makan pedas bagi ibu hamil yang mampir pada saya. Konon katanya makan pedas saat hamil bisa menyebabkan kontraksi. Berhubung saya tidak bisa makan tanpa cabai, akhirnya saya makan pedas namun sembunyi-sembunyi. Tentu saja, saya telah mencari informasi sebelumnya mengenai hal tersebut melalui internet dan juga nakes. Faktanya makan pedas tak berbahaya bagi janin. Meskipun demikian, namun selama masa kehamilan level kepedasan saya kurangi untuk menghindari diare.

Biasanya saya akan mengikuti arahan-arahan dari orang tua terdahulu, meskipun saya tahu hal tersebut hanyalah mitos belaka untuk menghindari konflik yang berkepanjangan selama apa yang dianjurkan tersebut aman. Saya tahu bahwa memakai peniti di baju selama masa kehamilan adalah mitos dan tak akan berpengaruh apa-apa, namun karena tidak merugikan apa salahnya jika dituruti saja. Lain halnya jika anjuran-anjuran tersebut berbahaya dan jelas sangat dilarang oleh dokter. Tentu saja dengan segenap jiwa saya akan mempertahankan pendapat yang menurut saya benar demi menghindari mitos yang justru berbahaya bagi janin.

Urut Perut

 

Salah satu mitos yang kerap kita temui adalah saran untuk mengurut perut pada usia kehamilan tertentu dengan tujuan janin yang dikandung tetap sehat dan terhidar dari sungsang. Tahukah, Dear? Jika hal tersebut tak sepenuhnya benar. Mengurut perut saat hamil justru mendatangkan resiko bagi janin. Bahkan dokter spesialis kandungan biasanya akan melarang keras pasiennya untuk mengurut perut selama masa kehamilan. 

Satu petuah yang selalu saya dapat dan ditekankan oleh dokter kandungan saat berkonsultasi, baik pada kehamilan pertama ataupun kehamilan kedua adalah jangan pernah mengurut perut dengan alasan apapun selama masa kehamilan, karena hal tersebut justru akan sangat berbahaya. Dampak yang bisa ditimbulkan dari urut perut adalah dapat membuat posisi janin berubah menjadi sungsang. Berbeda dari tujuan awal, urut perut justru bisa menyebabkan posisi janin menjadi tidak sesuai harapan. 

Selain anjuran dari dokter tersebut, banyak pengalaman yang dituturkan oleh sesama ibu, lebih tepatnya adalah tetangga bahwa mereka mengalami peristiwa yang tidak mengenakkan manakala memenuhi saran dari para tetua mengenai hal satu ini. Meskipun tidak selalu terjadi, namun banyak dari mereka yang bercerita menyesali keputusan tersebut. Posisi janin yang semula aman dan normal, akhirnya menjadi sungsang setelah di USG, selain itu beberapa ibu juga memiliki pengalaman janin yang dikandungnya justru terlilit tali pusar (plasenta). Bahkan mengurut perut selama masa kehamilan dapat meningkatkan resiko keguguran, serta stress dan rasa tertekan pada janin.

Jika sudah seperti itu, biasanya untuk melahirkan secara normal akan beresiko, tak jarang pilihan akhir adalah melahirkan secara caesar. Bagaimana jika janin terlilit tali pusar? Tentu saja hal tersebut tidak baik bagi perkembangan janin bahkan bukan tak mungkin membahayakan janin.

Oleh karena itu, jika tidak ada keluhan apapun alangkah baiknya jika perut tidak perlu diurut selama masa kehamilan. Kalau pun mempunyai keluhan, sebaiknya berkonsultasi pada dokter kandungan karena hal tersebut jauh lebih aman. 

Ah, tetanggaku urut perutnya saat hamil tapi baik-baik aja, kok? Semua pilihan ada pada masing-masing individu. Namun, apakah ibu-ibu sekalian mau membahayakan janin dalam kandungan untuk sesuatu yang belum tentu aman dilakukan atau lebih baik cari amannya saja dan tahan keinginan tersebut.

Bagaimana jika yang menyarankan untuk urut perut adalah salah satu anggota keluarga yang tertua dan disegani? Berdiplomasilah, carilah alasan yang masuk akal, dan berilah penjelasan pada mereka bahwa kamu tak ingin melakukan hal tersebut. Saya sendiri saat ada yang menyarankan urut perut, akan saya jawab bahwa tak ada keluhan apapun dalam kehamilan saya, lagipula saya takut sakit jika harus diurut. Dengan begitu saya bisa ngeles untuk urusan satu ini. Hehehe

USG Tiap Bulan Berbahaya Bagi Janin

 


Mitos seputar kehamilan satu ini cukup sering kita dengar. "Jangan USG sering-sering, Nduk! Nanti kulit anakmu dalam perut hitam kalau lahir." Itulah salah satu kalimat yang pernah saya dengar dari tetangga sekitar yang heran melihat saya rajin banget berkonsultasi ke dokter kandungan setiap bulannya. Menurut mereka yang percaya, USG berbaya karena gelombang panas yang dipancarkannya sehingga kulit janin bisa menghitam ketika sering di USG.

Saya hanya membatin, sebenarnya bukan kulit bayi kelak akan menghitam, namun USG tiap bulan bikin kantong menjerit. Jikalau saya bisa menenangkan hati ini tentu saya memilih untuk tidak melakukan USG setiap bulan sekali, namun beberapa kali saja selama masa kehamilan. Karena saya tipe orang yang mudah panik alias parnoan, maka saya memilih untuk mengikhlaskan beberapa lembar rupiah dari pada hati tak tenang. Lagipula, uang konsultasi + vitamin diganti juga, kok sama perusahaan tempat suami bekerja. Hehehe

Alhamdulillah, keputusan saya mengenai hal tersebut benar adanya dan saya mendapatkan manfaat dari apa yang saya lakukan tersebut. Saat hamil anak pertama, saya tak menemukan kendala berarti. Masa kehamilan lancar hingga persalinan tanpa drama apapun. Berbeda dengan saat hamil anak kedua. Mungkin karena banyaknya aktivitas, dari mengurus rumah, nyuci baju, mengantar anak sekolah yang mengharuskan saya menggunakan motor hingga tidak teraturnya pola makan, pada akhirnya membuat janin yang saya kandung berubah posisi. Dari yang semula normal menjadi sungsang. 

Syukurlah, saya rutin memeriksakan diri setiap bulan ke dokter kandungan sehingga belum terlambat bagi saya untuk bisa memperbaiki posisi bayi yang saat itu baru memasuki usia 6 bulan. Dengan menjalankan saran dokter, sebulan kemudian ketika saya periksa kembali, posisi janin sudah kembali normal.

Berbeda dengan pengalaman kawan saya, yang hampir tidak pernah memeriksakan diri ke dokter kandung (pemeriksaan hanya dilakukan di awal kehamilan dan saat memasuki usia kandungan 8 bulan). Saat itu, melalui USG, bayi yang ada dikandungannya terindikasi dalam posisi sungsang dan karena kandungan sudah berusia 8 bulan maka tak ada yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya, Biasanya di usia kandungan tersebut, bayi sudah mapan pada posisinya dan siap menunggu kelahiran. Seandainya saja, dia mengetahui hal tersebut jauh lebih awal, mungkin saja masih ada kesempatan baginya untuk memperbaiki posisi janin dan menjaga agar posisi janin tak lagi berputar.

Perlu diketahui bahwa USG (Ultrasonografi), sesuai namanya alat satu ini bekerja dengan bantuan gelombang suara yang akan dipancarkan ke sekitar rahim dan dipantulkan kembali ke media penerimanya. Jadi tidak ada hubungannya dengan kulit bayi yang hitam. Sangat aman jika kamu ingin melakukan USG setiap bulan sekali, Hal tersebut justru baik untuk memantau perkembangan janin dan mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

So, sebelum percaya akan mitos-mitos yang banyak beredar sebaiknya selalu cari tahu terlebih dahulu kebenarannya, ya Dear! Selalu ikuti saran dokter kandungan, agar kehamilanmu berjalan lancar tanpa kendala apapun.

Bagi sobat blogger, apakah pernah mengalami hal serupa atau mendengar mengenai mitos-mitos lain seputar kehamilan? Yuk, bagi pengalaman kalian di kolom komentar! Terima kasih. 

Sumber referensi:
1. ibubidan.com
2. hamil.co.id




Ngeblog Bagi Ibu Rumah Tangga, Dewi Mae

Apa yang ada dalam pikiranmu saat mendengar kata "ibu rumah tangga full time"? Bagi sebagian orang mendengar kata-kata tersebut mungkin saja akan terbayang betapa membosankannya kehidupan seorang wanita yang memutuskan untuk mengambil peran menjadi seorang ibu rumah tangga saja tanpa bekerja di luar rumah. Namun, sebagian lainnya mungkin saja tidak berpikir demikian. Bagi mereka menjadi ibu rumah tangga full time terdengar menyenangkan.

Tak ada yang salah dengan dua pendapat di atas. Yap, menjadi ibu rumah tangga full time memang bisa jadi membosankan. Tetapi jika kamu sudah pandai mencari celah dan membagi waktu, menjadi ibu rumah tangga merupakan hal yang paling membahagiakan yang bisa kamu dapatkan. Masa, sih? Kok bisa? Ikuti terus artikelnya, ya!

Menjadi Ibu Rumah Tangga Full Time Membosankan?


Di awal saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan karena ternyata saya divonis sedang mengandung anak pertama, tentu saja hati ini mendadak galau setengah mati. Tapi, bagaimana lagi? Saya tidak punya pilihan lain. Kondisi saya saat itu tidak memungkinkan untuk melanjutkan pekerjaan karena morning sickness yang lumayan parah, maka dengan berat hati saya mengambil keputusan untuk berhenti.

Hari-hari yang biasanya diisi dengan kesibukan di tempat kerja, kini berganti dengan kesunyian. Jika biasanya saya bisa ber haha-hihi dengan teman disela-sela pekerjaan, ketika memutuskan untuk resign, di rumah saya hanya di temani suara dialog para aktor ftv yang mengejar cinta hingga keblinger dari pagi sampai sore. Sumpah, itu membosankan sekali! Tapi, itu dulu. Kalau sekarang?

Sekarang saya justru bersyukur dengan keputusan yang saya ambil, malah terlalu asyik jadi ibu rumah tangga. Pernah sih terpikir untuk come back ke dunia kerja setelah anak sudah besar, tapi nyatanya sampai sekarang (anak sudah 2), keinginan untuk kembali berkarir menguap begitu saja. Sempat beberapa kali dapat panggilan kerja, namun dengan senang hati saya skip.

Lalu apa sih bagian menyenangkannya jadi ibu rumah tangga full time? Seru tau, jadi ibu tangga, aja! Bisa memantau serta mengawal tumbuh kembang anak-anak, itu sudah pasti. Di samping itu banyak keuntungan lain yang bisa di dapatkan, salah satunya adalah tersedianya waktu yang cukup panjang untuk menyalurkan hobi. Nah, kegiatan satu ini ampuh banget untuk membunuh rasa bosan yang biasanya melanda para ibu rumah tangga.

Saya sendiri memilih untuk aktif menulis setelah menjadi ibu rumah tangga. Siapa sangka dari hobi tersebut ada banyak pengalaman yang bisa saya dapat. Bersyukurlah kita yang hidup di era digital, di mana teknologi sudah sangat maju dan mempermudah manusia untuk melakukan segala sesautu, termasuk mendukung hobi yang kita miliki. Ada banyak cara yang bisa dilakukan agar kemampuan menulis saya terus berkembang, salah satunya adalah dengan ngeblog atau blogging.

Siapa sangka dengan ngeblog dunia saya justru semakin seru, semakin berwarna, dan semakin luas meskipun saya tak menapakkan kaki keluar rumah. Berbekal gawai, laptop, dan koneksi internet saya sudah bisa menjelajahi dunia luar tanpa batas.

Apa sih Serunya Ngeblog?

Ngeblog Bagi Ibu Rumah Tangga, Dewi Mae

Bagi ibu rumah tangga seperti saya yang tidak bisa jalan-jalan sesuka hati kapan pun menginginkannya, ngeblog adalah salah satu cara untuk melepas penat setelah disibukkan dengan urusan domestik. Menulis di blog pribadi juga menjadi sarana curhat yang ampuh buat saya, seperti yang saat ini saya lakukan.

Selain itu ada beberapa keseruan lain dari ngeblog, yang pastinya bikin kamu mupeng, diantaranya:

1. Menebarkan Kebaikan

Tak hanya curhat, melalui tulisan yang diposting di blog kamu bisa ikut menebarkan kebaikan. lho Dear! Bukan tidak mungkin tulisanmu membantu serta menginspirasi banyak orang. Daripada ngerumpi di teras rumah tetangga sebelah, mending tuangkan unek-unekmu di blog disertai dengan tulisan yang sarat informasi tentunya. Dengan begitu rasa bosan teratasi sekaligus menghindarkanmu dari kegiatan yang unfaedah (tidak memiliki manfaat), kalau kata anak milenial.

2. Sarana Me Time

Tak dapat dipungkiri, terkadang terselip rasa bosan di hati tak kala tubuh merasa lelah dengan rutinitas harian. Kalau sudah begitu tandanya kita perlu mengambil waktu sejenak untuk me time. Bagi saya me time bukan hanya sekadar mengambil jeda waktu untuk berleha-leha tanpa melakukan aktivitas apapun. Melepas penat banyak caranya. Salah satu cara yang saya pilih adalah dengan menulis. Biasanya setelah menyelesaikan satu tulisan di blog, hati akan terasa tenang dan semangat yang tadinya meredup seketika nyala kembali.

Jika ada waktu senggang, misalnya saat anak sedang tidur siang, saya memilih untuk ngeblog. Begitu juga saat anak-anak sudah terlelap di malam hari, saya akan mengambil waktu sejenak untuk menyelesaikan tulisan serta menuliskan ide-ide baru di buku catatan. Dengan demikian hati saya akan terus bahagia dan kewarasan pun tetap terjaga. Emak bahagia, anakpun bahagia.

3. Mendapatkan Teman Baru

Mendapatkan teman dari ngeblog merupakan salah satu keseruan tak terduga. Dulu saya tak menyangka bahwa saya akan mendapatkan teman dari berbagai daerah di Indonesia hanya karena ngeblog. Ya, banyak komunitas menulis ataupun komunitas bloger yang bisa kamu ikuti di jagat maya ini, Dear! Kamu juga bisa memperluas pergaulanmu di dunia maya dengan rajin blogwalking serta meninggalkan komentar positif di postingan sesama bloger.

Percaya, deh! Bukan tidak mungkin mereka yang menjadi temanmu di dunia maya justru akan berlanjut menjadi sahabat yang siap membantu serta menemani langkahmu untuk maju di dunia kepenulisan, dunia blogging khususnya. Selain itu, banyak event yang diadakan oleh komunitas bloger sebagai wadah berkumpulnya para bloger di dunia nyata.

4. Berpeluang Mendapatkan Pundi-pundi Rupiah

Tak hanya mewarnai kehidupan pribadimu, ngeblog juga bisa menyasar rekeningmu. Bisa jadi dengan aktif ngeblog rekeningmu lambat laun akan semakin gendut. Menyadari bahwa zaman telah beralih ke era digital, tak sedikit perusahaan yang memilih menempatkan iklan di blog. Bahkan tak jarang pelaku usaha juga yang melirik para blogger untuk mempromosikan barang dagangannya dengan meminta review. Fee yang ditawarkan juga lumayan menggiurkan, paling tidak bisa buat beli lipstik yang warnanya awet di bibir itu, lho!

Gimana? Seru banget, kan! Ternyata ibu rumah tangga tidak hanya bisa berpangku tangan mengharap gaji bulanan dari suami. Ibu rumah tangga juga bisa mendulang rupiah meskipun di rumah mengurus buah hati serta urusan domestik lainnya.

Bagaimana Caranya Memulainya?

Ngeblog Bagi Ibu Rumah Tangga, Dewi Mae

Menilik keseruan yang bisa didapatkan dari ngeblog, tak sedikit ibu rumah tangga yang tertarik untuk terjun ke dunia blogging. Namun, salah satu kendala yang biasa di alami oleh para emak berdaster adalah tidak mengerti bagaimana cara membuat blog, belum lagi mengenai cara mempercantik blog. Biasanya nih, emak-emak mana mau blognya setengah-setengah. Pastinya pengen punya blog dengan Top Level Domain atau TLD (blog dengan akhiran .com, .co, .net, dan lainnya) yang tampilannya juga kece abis.

Eiits, tak perlu khawatir, banyak jalan menuju Roma, Dear! Tak perlu jadi ahli IT untuk bisa bikin blog, cukup klik link ini, ya Dear! Ikuti petunjuk yang ada. Kamu bakal diarahkan untuk membuat blog dari nol hingga bisa memiliki blog professional. Selain cara membuat blog, kamu juga bakal disuguhi informasi yang lengkap seputar blog. Mulai dari beberapa ide yang bisa dipilih untuk blogmu, mempercantik blog, hingga bagaimana cara optimalisasi SEO. Lengkap sekali, bukan! Sekali klik banyak ilmu yang bisa kamu dapat.

Kalau blog udah jadi, tinggal isi dengan tulisan-tulisanmu yang menginspirasi. Biarpun kamu di rumah dengan ngeblog karyamu bisa dibaca ribuan orang di luar sana. Keren, kan!

Ngeblog, Lebih Baik Gratis Apa yang Berbayar?


Pertanyaan ini pernah saya dapatkan dari salah satu rekan yang berminat menjadi bloger. Bahkan diawal terjun menjadi bloger pun saya sempat mengajukan pertanyaan yang sama pada teman sesama bloger. Singkat cerita, blog dengan domain gratis atau berbayar memiliki keuntungan masing-masing. Blog gratisan tentu saja sedikit meringankan dompet, karena kamu tak perlu mengeluarkan biaya apapun selain biaya internet. Sedangkan untuk blog dengan TLD, kamu wajib membayar biaya hosting dan domain setahun sekali. Besarannya pun bervariasi, tergantung di mana kamu membelinya.

Meskipun demikian, keuntungan yang akan didapat dari domain berbayar (Top Level Domain/TLD) jauh lebih banyak, diantaranya: blog kamu terlihat profesional sehingga mudah untuk mendapatkan tawaran bisnis, dan kamu juga bisa dengan mudah membangun personal branding. Banyak, lho tawaran bisnis untuk bloger yang mewajibkan blog dengan TLD. Jadi, hasil dari ngeblog bisa buat bayar biaya domain tersebut. 


Ngomong-ngomong, berapa sih besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli domain? Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, bahwa harga domain tergantung di mana kamu membelinya. Biasanya harga berkisar antara Rp.100.000 - Rp.250.000. Ssst, tapi kalau kamu mau beli hosting dan domain dengan harga miring, ada lho tempatnya! Saat ini DomaiNesia sedang mengadakan promo untuk pembelian hosting dan domain. Kamu bisa mendapatkan blog dengan TLD dengan harga murah meriah di website penyedia domain tersebut.


Masuk saja ke websitenya DomaiNesia, silahkan klik di sini. Kamu bisa memilih hosting dan domain yang harganya sesuai dengan budget. Cara ordernya juga mudah banget, tinggal ketik nama domain yang diinginkan di kolom "search" dan akan muncul apakah domain tersebut tersedia atau tidak, lengkap beserta harganya. Meskipun lebih murah daripada penyedia hosting dan domain lainnya, layanan DomaiNesia sudah terpercaya. Hal tersebut dapat dilihat dari banyak testimoni yang diberikan oleh para pengguna (dapat dilihat di website DomaiNesia). 

Dengan penyedia domain yang profesional kegiatan blogingmu pun akan semakin seru dan jauh dari gangguan-gangguan teknis. Yuk, isi harimu dengan kegiatan yang menyenangkan serta mendatangkan manfaat bagi orang sekitar! Meskipun tidak kerja kantoran, bukan berarti kamu tak bisa eksis. Dengan DomaiNesia, ibu rumah tangga full time juga bisa berkarya melalui kegiatan blogging.



Newer Posts Older Posts Home

ABOUT ME

Seorang ibu rumah tangga dengan 2 anak yang hobi menulis. Menulis adalah hal yang menyehatkan dan juga menyenangkan bagi saya. Selain blog, saya juga mencoba menulis artikel, baik itu di media online, maupun sebagai ghost writer.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Featured Post

POPULAR POSTS

  • 5 Tips Agar Wajahmu Selalu Mulus Bebas Jerawat, Simple Banget!
  • 7 Langkah Mudah Menulis Artikel Agar Enak Dibaca Bagi Pemula
  • Plagiat: Tips Agar Tetap Kalem Menghadapi Plagiator!
  • Kiat Sukses Menulis Artikel Agar Tembus Media Online
  • Anak Suka Menghisap Jari dan Memasukan Mainan Ke Mulut, Larang atau Biarkan?

Label

  • Ceritaku 22
  • Motherhood 17
  • Dunia Menulis 9
  • Ibu & Anak 9
  • Kuliner 5
  • Health & Beauty 4
  • Resep 4
  • Kehamilan 3
  • Laktasi 3
  • Artikel 2
  • Review 2
  • Traveling 2
  • Cara Membuat Blog 1
  • Cara Membuat Website 1
  • Cerbung 1

Blogger Perempuan Network

Blog Archive

  • ►  2020 (1)
    • ►  June (1)
  • ▼  2018 (32)
    • ▼  November (14)
      • Biar Enggak Nyesal, Perhatikan 3 Hal Ini Sebelum M...
      • Menggali Informasi Bermanfaat dari Tema Blog yang ...
      • Matcha Latte Ala Chocolatos, Hangat atau Dingin Sa...
      • Serius, Ngeblog Itu Menyenangkan!
      • Kiat Sukses Menulis Artikel Agar Tembus Media Online
      • 7 Langkah Mudah Menulis Artikel Agar Enak Dibaca B...
      • Plagiat: Tips Agar Tetap Kalem Menghadapi Plagiator!
      • Mitos Seputar Kehamilan Ini Justru Berbahaya Bagi ...
      • Serunya Ngeblog Bagi Ibu Rumah Tangga Full Time
      • Pentingnya Mengonsumsi Sayur dan Buah Setiap Hari ...
      • Selain Pulau Derawan, Biduk-biduk Juga Wajib Kamu ...
      • Dampak Berbahaya Memberikan MPASI Dini Pada Bayi, ...
      • Di Antara Dua Cinta: Mencumbu Jenggala, Berkalang ...
      • Badan Anak Kurus Pertanda Kurang Gizi, Benarkah?
    • ►  October (18)
  • ►  2017 (4)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
  • ►  2016 (1)
    • ►  August (1)

Total Page View

Cloud Categories

#1000HariPertamaAnanda #1000HariTerbaik Artikel Ayam Cara Membuat Blog Cara Membuat Website Cerbung Cerita Fiksi Cerita Gita Ceritaku Cerpen Domain Indonesia Domain Murah Domainesia Dunia Menulis Health & Beauty Hosting Indonesia Hosting Murah Ibu & Anak Ikan Kecantikan Kehamilan Kesehatan Kuliner Laktasi Lomba Blog Domainesia Motherhood Parenting Resep Review Rumah Tangga Sayur Traveling

Send Me a Hello

Name

Email *

Message *

Following

dewimronald

Copyright © Bunda dan Gita's Blog. Designed by OddThemes