Bunda dan Gita's Blog
  • Home
  • Ceritaku
  • Resep
  • Lifestyle
    • Motherhood
    • Kuliner
    • Traveling
    • Health & Beauty
  • Literasi
    • Dunia Menulis
    • Cerita Fiksi
  • Review
Sumber gambar: pexels.com

Sudah menjadi rahasia umum bahwasanya setiap wanita mendambakan kulit wajah yang mulus bebas jerawat. Wajah yang mulus nyatanya memang terlihat lebih segar, bersih, serta sedap dipandang dibandingkan dengan wajah berjerawat. Namun, masalah jerawat terkadang tak dapat dihindari bagi sebagian orang. Jikalau sudah begitu beragam cara biasanya akan dilakukan agar jerawat menghilang dan tak balik lagi. Bahkan banyak wanita yang rela pergi ke salon kecantikan demi menjaga wajahnya agar tetap mulus tanpa jerawat. Padahal untuk ke salon kecantikan dibutuhkan biaya yang tak sedikit. Tak jarang dompet pun menangis dibuatnya.

Padahal nih, ada cara mudah yang bisa dilakukan agar kamu memiliki wajah mulus dan terhindar dari jerawat. Meskipun demikian, tak banyak wanita apalagi ibu-ibu yang punya aktivitas segudang mau melakukan beberapa kegiatan rutin demi menjaga kecantikan kulit wajah. Memang benar banyaknya aktifitas yang harus dikerjakan membuat ibu rumah tangga macam saya terkadang tak sempat malas memikirkan masalah kulit wajah. Lha, wong mikirin ngurus anak-anak aja sudah bikin badan kurus!

Tetapi seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa menjaga kecantikan wajah bagi emak berdaster juga sangat penting. Bukan agar kita bisa selfie, jeprat jepret tanpa perlu bersusah payah ngedit pakai aplikasi yang jahatnya tingkat dewa. Namun juga demi kepuasan diri kita sendiri. Masa sih kamu pada enggak senang punya kulit mulus tak berjerawat? Pasti senang, kan! Selain itu meskipun tak berdandan wajah kita akan tetap terlihat cantik alami, dan nyaman untuk dipandang. 
  
Jika dulu kulit wajah saya kusam, terasa kering, kadang-kadang berminyak (minyaknya keterlaluan pula) dengan sedikit jerawat membandel. Setelah menerapkan beberapa langkah secara rutin setiap harinya, wajah yang tadinya tak terawat tersebut, akhirnya mulai menunjukkan perubahan. Alhamdulillah, tak ada lagi minyak serta jerawat yang hinggap di wajah. Wajahpun terlihat lebih segar dan tidak terasa kering.

Jadi, apa sih yang harus dilakukan agar kulit wajah kita tetap segar, mulus, dan ditinggalkan oleh jerawat? Caranya mudah banget, kok! Tapi harus dilakukan secara rutin. Yuk, ah langsung saja cekidot:

1. Rajin Mencuci Muka

Sumber gambar: miignon.com

Dulu saya malas banget yang namanya mencuci muka, apalagi malam hari menjelang tidur. Biasanya setelah menemani anak-anak bermain, tubuh akan terasa lelah dan yang paling nikmat adalah berbaring. Sialnya, kalau badan sudah ketemu yang empuk-empuk bawaannya males bergerak lagi. Daripada cuci muka, basah-basahan lagi, mending lanjut tidur.

Ternyata kebiasaan saya tersebut sangat tidak baik untuk kulit wajah, hasilnya kulit wajah saya gampang jerawatan dan lama kelamaan wajah terlihat kusam dan tak bercahaya. Jadi sebaiknya rajin-rajinlah untuk mencuci muka, terutama pada malam hari sebelum tidur (meskipun tidak sedang mengunakan make up sebelumnya). 

Jika wajah kamu sudah terlanjur berjerawat, sebaiknya pakailah make up hanya selama 4 - 5 jam saja, Jadi gini, sebagian orang memiliki kulit yang lumayan sensitif dan mudah sekali berjerawat, bahkan kalau sudah jerawatan biasanya susah hilang. Nah, ada baiknya jika memakai make up, setiap 4 - 5 jam sekali lakukan re-touch (cuci dengan sabun muka setelah itu boleh gunakan make up lagi). Memang merepotkan tapi cara ini ampuh bagi mereka yang memiliki jerawat membandel.

Jadi intinya jangan biarkan make up menempel lama di wajah cantikmu, ya! Rajin mencuci wajah agar terbebas dari tumpukan make up dan kotoran mampu membuat kulit wajah saya terlihat lebih melek.


2. Pakailah Sunblock

Memakai sunblock ternyata penting banget bagi kesehatan kulit wajah, meskipun kita tidak sedang berada di pantai, lho! Banyak manfaat yang bisa didapatkan dari pemakaian sun block, seperti melindungi kulit wajah kita dari paparan sinar matahari, mencegah timbulnya flek hitam, menjaga kulit wajah dari penuaan dini, sampai menjaga elastisitas kulit.

Pilihlah sunblock khusus untuk kulit wajah dan jangan lupa sesuaikan dengan kebutuhan kulitmu. Aplikasikan sunblock pada wajah beberapa menit sebelum memakai make up andalanmu, ya! Dengan begitu kulit wajahmu akan lebih terlindungi.


3. Pakailah Pelembab

Sumber gambar: sindonews.com

Selain sunblock, memakai pelembab juga sangat baik dilakukan agar kulit wajah selalu sehat terawat. Pelembab akan membantu menjaga kulit wajah agar tetap terjaga dan tidak kering. Dengan demikian wajahmu akan selalu terlihat segar serta lebih bercahaya. Keuntungan lain yang bisa kamu dapatkan adalah terhindar dari penuaan dini. 

Pilihlah pelembab yang sesuai dengan jenis kulitmu, ya! Karena tak semua orang memiliki jenis kulit serupa. Ada yang memiliki jenis kulit berminyak, kering, berjerawat, sensitif, dan juga normal. Jadi jangan sampai salah memilih pelembab wajah. Selain itu perhatikan kandungan dari setiap produk kecantikan yang kamu beli. Jangan sampai kamu memilih produk kecantikan yang mengandung bahan-bahan berbahaya. Pilihlah produk yang benar-benar aman dan terdaftar dalam BPOM.


4. Jangan Sampai Salah dalam Mengaplikasikan Krim Kecantikan

Sumber gambar: hipwee.com

Meskipun jarang sekali terjadi, namun tak ada salahnya untuk mengetahui hal remeh ini. Ingatlah bahwa krim siang atau day cream dapat digunakan pada saat pagi, siang, sore, bahkan ketika kita nongkrong bersama teman di malam hari sebelum mengaplikasi bedak dan kawan-kawannya di wajah. Namun tidak dengan krim malam atau night cream. Krim malam hanya boleh dipakai 1 jam sebelum tidur pada malam hari dan tidak boleh memakai make up setelahnya.

Jangan sampai salah kaprah. Meskipun namanya krim malam, bukan berarti jika ingin jalan-jalan atau kondangan pada malam hari lantas memakai krim malam sebagai alas make up, Salah memakai krim kecantikanmu seperti ini akan membuat wajah mulusmu penuh dengan jerawat. Bahkan jerawatnya ogah pergi meski sudah diusir pakai krim penghilang jerawat paling ampuh sekalipun.

Jadi sebelum memakai krim kecantikan apapun sebaiknya pelajari dahulu bagaimana cara pemakaiannya agar tidak terjadi kesalahan yang tak diinginkan.


5. Minum Air Putih dalam Jumlah Cukup dan Perbanyak Makan Sayur

Sumber gambar: hellosehat.com

Selain baik untuk kesehatan tubuh, minum air putih dalam jumlah yang cukup ternyata juga berpengaruh pada kesehatan kulit wajah. Tubuh yang terhidrasi dengan baik juga akan menjadikan kulit menjadi lebih segar dan terhindar dari kekeringan.

Disamping minum air putih dalam jumlah yang dianjurkan, perbanyak makan sayuran serta buah-buahan juga akan membantu menjaga kulitmu agar tetap lembab. Di samping itu kulit akan jauh lebih sehat, segar, bercahaya, serta jauh dari flek hitam dan tanda-tanda penuaan dini.

Mulai sekarang rajin-rajinlah merawat kulit wajah agar selalu terjaga kecantikannya. Menjaga kulit agar tetap mulus tak sesusah kelihatannya, namun memang dibutuhkan ketelatenan. Jadi, sisihkan sedikit waktumu untuk memperhatikan kesehatan kulit wajahmu agar wajahmu terlihat lebih segar, mulus, serta bercahaya.

Tak perlu perawatan wajah yang rumit dan memakan banyak waktu apalagi hingga ke salon kecantikan, cukup perhatikan 5 poin di atas dan laksanakan secara rutin. Bukan tak mungkin kulit mulus akan bisa didapatkan.
Sumber gambar: merries.co.id

Setiap ibu pastinya ingin memberikan yang terbaik bagi buah hati tercintanya. Hal utama yang biasanya diperhatikan oleh para ibu adalah kebersihan buah hati. Tak jarang ibu rela mengepel lantai rumahnya setiap hari agar si kecil terhindar dari kuman dan virus yang bisa mengganggu kesehatan.

Namun bagaimana jika buah hati Anda semakin bertambah usianya dan mulai tertarik untuk memasukkan benda ke dalam mulut, baik itu tangannya sendiri ataupun mainan bahkan barang-barang yang ada dalam jangkauannya. Tentu saja sebagai ibu, mommy pasti khawatir setengah mati mengenai ke-higienisan barang yang masuk ke dalam mulut anak.

Selain itu melihat anak menghisap jari ataupun menghisap benda-benda yang ada di sekitarnya biasanya akan membuat ibu risih dan secara sadar melarang anak melakukan hal tersebut dengan cara menepis tangan yang dihisap atau dengan merebut mainan yang ada di tangan anak. Jika sudah seperti itu biasanya anak akan menangis bahkan hingga mengamuk, lho Mom! Kalau sudah begitu bagaimana? Apa yang harus dilakukan? Apakah tindakan tersebut, yang Mommy lakukan demi menjaga kebersihan serta kesehatan si buah hati sudah tepat? Yuk, mari kita kupas pelan-pelan. (Emang mangga apa, dikupas segala) Hehehe. Bisa jadi nih, Mom anak sedang memasuki fase oral yang teramat penting bagi perkembangannya.

Apa Itu Fase Oral?


Awal mula saya mendengar mengenai fase oral adalah ketika bertanya pada DSA (Dokter Spesialis Anak) langganan, perihal tingkah bayi kami yang kerap meminta ASI secara terus menerus. Pada saat itu, dorongan dari orang sekitar untuk memberikan susu formula pada bayi kami sangat besar. "Duuuh, ASImu gak cukup ini. Liat, anakmu minta nenen terus, Dari tadi enggak mau lepas, sekali dilepas malah nangis. Bikinkan susu formula coba!" begitulah kira-kira kalimat yang sempat membuat hati bimbang. Tetapi, karena tekad saya sudah bulat bahwa bayi kami tak boleh lagi minum sufor, maka saya dan suami berinisiatif untuk menayakan perihal hal tersebut pada DSA. 

Melalui penjelasan DSA tersebut saya jadi memahami bahwa hal tersebut lumrah terjadi pada bayi yang awalnya minum sufor dan beralih ke ASI. Selain itu, DSA langganan kami juga memperingatkan akan ada masanya anak memasuki fase oral. Yang mana jika saat itu tiba, anak menjadi suka memasukan benda ke mulutnya, baik itu dengan menghisap jarinya sendiri atau mainannya. Dokter juga menyarankan pada kami untuk mencari informasi lebih jauh mengenai fase oral tersebut. Alhasil, sesampainya di rumah saya pun googling semua tentang fase oral.

Fase oral sendiri adalah tahap perkembangan area mulut serta pencernaan atau yang biasa disebut area oromotor, seperti yang dilansir dari parenting.co.id (retrieved, 27/10/2018). Tahap ini biasanya mulai terlihat ketika usia bayi menginjak 3 bulan hingga 12 bulan. Dan tahap ini pun bisa terus berlanjut hingga usia 5 - 6 tahun. Jadi jika bayi Anda senang mengemut jarinya hal tersebut adalah wajar, ya Mom! Mommy tak perlu melarangnya apalagi sampai membentak anak agar tak menghisap jarinya.

Sumber gambar: foodforkids.co.id


Cukup pastikan jari anak selalu dalam keadaan bersih atau bisa juga alihkan perhatiannya dengan memberikan teether sesuai dengan usia anak. Pastikan teether juga selalu bersih, ya! Atau jika anak sudah besar Mommy bisa memberikan finger food berupa potongan buah-buahan segar atau sayur agar anak tidak menghisap jari ataupun mainan lagi.

Dampak Jika Fase Oral Terganggu


Mengapa bayi ataupun anak tidak boleh dilarang ketika menghisap jari? Ternyata, nih Mom. Hal yang kelihatannya sepele tersebut pada kenyataannya sangat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Melarang bayi untuk menghisap jarinya justru akan mengganggu kematangan kepribadiannya ketika dewasa nanti. Dilansir dari kompas.com (28/05/2012), menurut hasil penelitian teori psiko-seksual dan psiko-analisamenyatakan bahwa jika bayi gagal dalam pemenuhan fase oralnya maka ketika tumbuh dewasa kelak, anak akan menjadi pribadi yang tidak matang, mudah marah, bicaranya kasar, dan berkepribadian menuntut.

Ternyata efeknya tidak main-main, ya Mom! Oleh karena itu, diharapkan pada orang tua untuk bisa mengawal anak melalui fase ini dengan tenang serta menyenangkan. Mommy tak perlu menarik paksa tangan atau benda dari mulut anak, apalagi sampai memarahinya, Ketika si kakak memasuki fase oral, saya lebih memilih mengalihkan perhatiannya dari jarinya dengan memberikan teether. Hal tersebut saya lakukan dengan pertimbangan, anak tidak akan mendapatan interupsi dari orang luar daripada ketika menghisap jarinya sendiri.

Memberikan teether pada anak. Sumber gambar: heveaplanet.com


Biasanya nih, ya. Ketika melihat anak kecil menghisap tangan, orang dewasa (yang tak mengetahui mengenai pentingnya fase ini) yang tak sengaja melihat akan menarik paksa tangan anak dari mulutnya sembari berteriak, "Jangan hisap tangan, jorok tau! Nanti kebiasaan." Saya pun dulu, sebelum punya anak dan belajar ilmu parenting berpikir bahwa kebiasaan menghisap jari pada bayi adalah kebiasaan yang tidak baik.

Satu hal yang perlu diingat bahwa pada akhirnya anak akan meninggalkan kebiasaan menghisap jari dan juga benda-benda di sekitarnya. Yang Mommy perlu perhatikan hanyalah kebersihan jari serta mainan yang dipegang oleh bayi ataupun anak-anak.






Pernah enggak sih kebayang di benak ibu-ibu sekalian bahwa perjuangan seorang ibu belum berakhir mana kala baby dalam kandungan berhasil launching ke dunia ini dengan lancar? Dulu saya sempat berpikir, betapa asyiknya ketika baby dalam perut yang telah dinanti-nanti lahir. Berat badan bisa normal, tak perlu lagi merasakan sakit pinggang akibat perut yang semakin membesar, serta tak perlu bolak-balik ke kamar mandi karena rasa kebelet pipis yang sebentar-sebentar datang.

Sumber gambar: merdeka.com

Ternyata, dugaan saya tak sepenuhnya benar, Mom! Ya, memang keluhan-keluhan ala ibu hamil yang saya rasakan selama kehamilan hilang dalam semalam, namun ada persoalan baru yang lebih menentang di depan mata. Jika sebelum punya bayi saya bisa bebas tidur kapan saja tanpa takut terganggu, setelah ada bayi yang harus dirawat, waktu tidur saya tentu saja amburadul. Bahkan saat malam harus bergadang demi menyusui si buah hati setiap 2 jam sekali. Gimana dengan jam tidur siang? Setali tiga uang dengan jam tidur pada malam hari. Tidur siang pun tak bisa pulas, karena kewajiban memberikan ASI 2 jam sekali. 

Tak hanya jam tidur saja yang terganggu, banyak hal lain yang masih harus disesuaikan dengan hadirnya buah hati ke dalam kehidupan kita. Saya termasuk orang yang telat mengetahui hal-hal penting yang harus kita ketahui sebagai ibu baru. Maklum, saat itu saya tidak mengerti akan pentingnya informasi yang WAJIB diketahui oleh semua ibu pasca melahirkan. Singkat kata, saya merasa bisa menjalani peran saya sebagai seorang ibu meskipun tanpa persiapan sebelumnya. Hanya perasaan yakin dan bisalah yang saya punya saat itu. 

Kenyataannya ilmu seputar bagaimana cara merawat bayi, laktasi, parenting sangatlah diperlukan! Thanks God, saya hidup di zaman yang serba canggih, sehingga dengan mudah mencari informasi yang diperlukan lewat internet. Tetapi tetap saja, ada perasaan menyesal, mengapa tidak dari dulu saya membaca artikel seputar ibu dan bayi. 

Nah, untuk menghindari hal tersebut terjadi pada kamu, calon ibu baru. Ada baiknya jika kamu mengetahui hal-hal penting di bawah ini:

Carilah Informasi Penting Seputar Laktasi

Sumber gambar: psychologymania.com
Sebelum melahirkan sebaiknya calon ibu perbanyak membaca mengenai laktasi yang meliputi bagaimana cara menyusui yang baik dan benar, apa saja yang diperlukan oleh ibu ketika menyusui, makanan apa saja yang bisa membantu memperlancar ASI, bagaimana pemberian ASI pada bayi jika ibunya bekerja hingga mitos-mitos seputar menyusui.

Dengan begitu diharapkan proses menyusui bayi akan berjalan lebih lancar karena ibu sudah siap dengan apa yang akan terjadi selama proses mengASI. Serta jika menemui kendala, ibu sudah siap dengan langkah-langkah yang harus diambil. 

Trust me, proses mengASI untuk pertama kalinya tidak semudah kelihatannya. Banyak yang harus kita hadapi, seperti pelekatan bayi yang belum sempurna hingga puting lecet dan terasa sakit hingga kurangnya rasa percaya diri akan cukup atau tidaknya ASI bagi bayi. Pokoknya, memberikan ASI merupakan pengalaman yang sangat menakjubkan sekaligus penuh perjuangan. 

Jangan Lupa Cari Informasi Mengenai Bagaimana Menangani Bayi yang Baru Lahir

Sumber gambar: klikdokter.com

Meskipun nampak tenang namun bayi yang baru lahir terkadang bisa menimbulkan masalah bagi ibu yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya. Misalnya saja ketika bayi menangis terus menerus, otomatis sebagai ibu kita pasti panik, dong ya! Gimana enggak, coba? Bayi yang biasanya anteng, tidur terus, tiba-tiba nangis kejer, susah pula diamnya. Ternyata nih, bayi rentan terkena kolik, yang menyebabkan bayi menangis terus menerus. 

Atau saat bayi belum berusia 6 bulan namun suka menangis dan ingin menyusu terus menerus. Biasanya bagi ibu yang tidak tahu pasti berpikir bayi ingin makan makanan padat, sehingga pada akhirnya bayi mendapakan MPASI dini yang mana bisa membahayakan kesehatan bayi itu sendiri. Perlu diketahui bahwa setiap anak dari bayi hingga beranjak dewasa akan mengalami yang namanya growth spurt. Jadi wajar saja, jika pada satu waktu bayi ingin menyusu terus menerus atau pada anak-anak biasanya makan lebih banyak.

Belum lagi jika bayi mulai memasuki fase oral yang mana biasanya bayi hobi memasukan benda ke dalam mulut (biasanya dengan menghisap tangannya sendiri). Meskipun kelihatanya bukan aktivitas penting, namun tenyata penting bagi setiap bayi (hingga kanak-kanak) untuk melalui fase oral dengan baik.

Jadi, jangan lelah untuk selalu mencari tahu mengenai bagaimana mengawal tumbuh kembang bayi, ya Mom!

Ilmu Parenting Juga Penting untuk Dipelajari

Sumber gambar: marriage.com 
Meskipun sering diabaikan, ilmu parenting sangat membantu orangtua dalam mendidik anak, lho! Dengan ilmu parenting, orangtua akan lebih merasa percaya diri dalam mendidik buah hatinya. Selain itu orangtua juga bisa menyesuaikan cara mendidik buah hati dengan kepribadian si anak, sehingga jika ada masalah yang timbul dapat diselesaikan dengan baik. Intinya dengan ilmu parenting, orangtua dilatih untuk mendidik anak dengan baik dan tidak asal-asalan. Oleh karena itu, siapkan diri sebaik-baiknya dengan mempelajari ilmu parenting sejak dini

Menjadi orangtua, apalagi orangtua baru memang tidak selalu mudah, namun dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya hal tersebut tentu akan sangat membantu dalam merawat dan membesarkan buah hati.




Bagi penggemar masakan Yogya tentunya tidak asing dengan oseng-oseng mercon. Oseng-oseng yang pedasnya bikin ber-huh hah ria ini rasanya memang nendang banget. Meskipun pedas tapi pengennya nambah terus. Meskipun serasa digampar dan beresiko bolak balik toilet setelah menikmatinya tapi saya tak pernah kapok mencoba hidangan khas Yogya satu ini. Karena bagi saya makanan apapun akan terasa sedap dan enak jika rasanya pedas.

Salah satu oseng mercon yang menjadi favorit banyak orang adalah sapi oseng mercon. Menu satu ini juga laris manis di warung gudeg mercon yang biasanya menyajikan beragam sajian oseng mercon. Tapi, namanya di warung, apa-apa serba bayar. Biasanya nih kalau sudah ketemu sapi oseng mercon, enggak cukup makan satu porsi! (kalau ini emang dasar sayanya aja yang rakus. Hihihi). Bisa dibayangin, donk berapa tagihan yang harus dibayar sekali makan oseng mercon tersebut. 

Karena doyan banget, akhirnya adik ipar saya berinisiatif mencari tahu bagaimana cara membuat sapi oseng mercon seenak di warung. Setelah melalui trial and error ternyata bumbu yang diperlukan cukup 2 jenis saja, yaituuuuuu bawang merah dan cabai. Serius? Serius banget, Mom! Meskipun berbumbu minimalis, namun nyatanya sapi oseng mercon ala adik ipar sukses menggoyang lidah kami semua. Dengan bumbu yang sederhana, rasa daging sapinya justru lebih terasa dan rasanya juga jauh lebih ringan serta enak di lidah. Hasilnya, sekali makan pasti pengen lagi ... lagi ... dan lagi. 



Nah, daripada tambah penasaran langsung aja yuk kita intip resepnya di bawah ini:

Bahan yang harus disiapin:

Daging sapi kurang lebih 500 gr (potong kecil-kecil)
Air (dikit aja, ya!)

Bumbu:

10 biji cabai merah keriting
10 biji cabai tiung merah
10 biji cabai rawit
Gula secukupnya
Garam secukupnya
Kaldu sapi

Kalau mommy enggak suka pedes banget, sampai berasa habis ditampar kalau makan oseng satu ini, jumlah cabai tiung dan cabai rawit bisa di kurangi, ya! Atau bisa juga tidak usah pakai cabai rawit biar pedasnya masih dalam level yang wajar dan biasa-biasa saja.

Selain itu jika ingin rasa yang lebih enak bawang merahnya bisa tambah. Semakin banyak bawang merahnya maka semakin lezat rasa yang tercipta. Untuk memudahkan proses pengulekan maka bawang merah dan juga cabai keriting saya potong kecil.

Cara membuatnya:

 

  1. Goreng bawang merah dan semua cabai setengah matang. Jika biasanya saat digoreng cabai meledak-ledak, maka Mommy bisa menusuk cabai terlebih dahulu menggunakan pisau sebelum digoreng. 
  2. Haluskan bawang merah dan cabai yang telah digoreng tersebut.
  3. Tumis kembali bumbu yang telah dihaluskan tadi hingga harum.
  4. Masukkan daging sapi, tambahkan gula, garam, dan kaldu sapi. Jangan lupa diaduk hingga merata.
  5. Tambahkan sedikit air (gak perlu banyak-banyak ya, Mom!).
  6. Tunggu hingga air surut alias habis. Tes rasa.
  7. Daging sapi oseng mercon ala Yogya siap disajikan. 
Oia, Mom! Resep daging sapi mercon biasanya pakai tetelan. Di resep ini saya tidak menambahkan tetelan karena di samping Pak Suami kebetulan tidak terlalu suka, lauk ini juga dibawa sebagai bekal ketika kerja. Jadi kalau pakai tetelan, ditakutkan oseng merconnya bakalan ngendal (agak membeku) ketika dingin. Yang tentu saja merepotkan ketika akan dimakan, sedangkan untuk memanaskannya, sangat tidak memungkinkan, Oleh karena itu saya skip penggunaan tetelan kali ini. 

Hasilnya tentu berbeda, menurut saya sapi mercon yang menggunakan tetelan rasanya lebih mantap. Meskipun demikian, tanpa tetelan pun sapi oseng mercon ini tetap juara di lidah. Jika Mommy memutuskan menggunakan tetelan, sebaiknya daging direbus terlebih dahulu sebelum diolah. Agar teksturnya menjadi lebih lembut.

Yuk, Mom dicoba resepnya! Dijamin enggak bakalan nyesal.

Happy cooking




Gemericik hujan yang sedari tadi membasahi bumi masih juga belum berhenti. Ku sesap teh hangat yang tersaji di meja kerja sedikit demi sedikit sembari memeriksa dokumen yang kemarin telah selesai ku kerjakan. Dengan harapan hangatnya teh mampu menghilangkan dinginnya hawa pagi ini yang mampu menembus hingga ke dalam hatiku. 

Dengan gelisah, ku edarkan pandangan mengelilingi ruangan. Berharap menemukan sosok yang kucari, yang biasanya melewati anak tangga ruangan lantai satu ini. Dialah sosok yang mampu mencerahkan hariku, sosok yang menjadi alasan mengapa aku betah berada di kantor, sosok yang menjadi alasanku untuk tiba di kantor lebih awal.

“Kamu nyari siapa, Vin?” tanya Devi yang rupanya melihat kegundahanku.

“Eh, E enggak …,” jawabku kebingungan.

“Nyari Adam, ya? Katanya sih dia bakalan telat, ada urusan mendadak.” Mendengar kata-kata Devi entah mengapa rasa kecewa menyusup ke dalam hati. Tiba-tiba saja aku kehilangan minat terhadap teh hangat yang sedari tadi menemani agar tak kedinginan. 

“Iih, apaan sih! Siapa juga nyariin dia,” aku berusaha mengelak. 

Ku tundukkan wajahku, berpura-pura menekuri komputer agar Devi tak bisa melihat semburat merah yang saat ini pasti menghiasi pipiku. 

“Eeh, Adam! Baru datang, nih. Jangan lupa data yang ku minta kemarin. Segera siapkan, ya!” suara Devi membuatku kaget. 

Mendengar namanya disebut tiba-tiba saja semangat ini muncul kembali. Sekelebat desiran di hati muncul tanpa sempat ku tepis.

“Selamat pagi, Vin! Yang rajin kerjanya, jangan asal-asalan kalau ngetik, ya!” sapa Adam seraya tersenyum sebelum menghilang menuju ruangannya di lantai atas. Aah, betapa leganya hati ini melihatnya, pertanda hari ini tak akan kelabu, sekelabu langit yang tak henti-hentinya memuntahkan butiran air yang entah kapan akan reda. 

“Dev, kok aku perhatikan Adam enggak kebasahan, ya! Padahalkan di luar hujan deras banget,” tanyaku pada Devi sambil mulai mengerjakan pekerjaan yang menumpuk di meja kerja. 

“Paling dia naik mobil. Biasanya aku nebeng sama dia kalau hujan gini,” jawab Devi tanpa berpaling dari komputernya. 

“Oooh, dia punya mobil, ya!” kataku.

“Heem.” Hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Devi. Ku putuskan menyudahi obrolan kami karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Lagipula, aku harus menyelesaikan pekerjaanku sesegra mungkin agar bisa ngobrol bersama Adam dengan tenang nanti.

Ketika sedang asyik-asyiknya mengetik tiba-tiba saja Adam muncul mengagetkanku.

“Pinjam stempel, donk!” katanya sembari mengobrak abrik dokumen yang tersusun rapi di samping meja kerjaku.

“Eh, enak aja. Main hambur meja orang lain. Sabar dikit kenapa, sih!” kataku ketus.

“Kelamaan. Takutnya kamu gak konsen nanti malah enggak karuan kerjaanmu seperti biasanya,” katanya enteng.

“Kamu nih, ya!”

“Udah dapat! Aku bawa dulu stempelnya. Bye,” ujar Adam lagi, kali ini tangannya dengan lincah menekan huruf di keyboard komputerku secara acak.

“Iiiih, Adaaaam …,” teriakku geram. Sementara dia hanya tertawa, kembali berjalan menuju ruangannya.

Begitulah Adam, orang yang paling usil di kantor. Bahkan keusilannya sudah melegenda. Tak ada satupun dari kami yang tak luput dari tingkah nyelenehnya. Meskipun demikian, aku tak bisa marah padanya. Meskipun kadang ingin sekali melemparkan sepatu ke wajahnya, namun rasa senang akan gurauan-gurauan receh itu membuatku girang tak kepalang hingga melupakan niat untuk membalas perlakuannya.

Adam, meskipun konyol namun memiliki kharisma tersendiri di mataku. Bukan hanya karena tampangnya yang lumayan, tapi juga karena tunggangan yang dipakainya setiap hari ke kantor. Selain itu meskipun dia punya segalanya, tak pernah ia merasa jemawa dengan bertingkah sombong memamerkan apa yang dia punya. Selalu saja ada kejutan-kejutan tak terduga mengenai Adam yang baru ku ketahui setiap harinya. 

Oooh … Adam! Tak terasa, tanpa diperintah, bibirku menyunggingkan senyuman. 

“Adam, emang gitu orangnya, Vin! Semua orang dia jahilin, bukan hanya kamu,” kata Devi yang meja kerjanya terletak tepat dihadapanku.

“Oooh … gitu, ya Mbak Dev!”

“Lama-lama juga kamu bakalan tau, kok! Kalau dia emang gitu tingkahnya, gila banget tuh anak. Waktu aku baru kerja di sini kayak kamu, habis juga aku dikerjainya tiap hari. Tanya aja tuh sama yang lain, semua anak baru pasti kena.” 

Melihatku hanya diam menyimak perkataannya, Devi melanjutkan, “Kamu yang sabar, ya! Jangan sampai kamu … ” belum selesai Devi menjelaskan, tiba-tiba telepon di mejanya berbunyi. Dengan cekatan Devi menerima panggilan telepon tersebut. Setelah itu Devi segera beranjak dari tempat duduknya meninggalkan ruangan dengan membawa setumpuk dokumen
 
***

Aku baru saja hendak memejamkan mata ditemani lagu Nella Kharisma ketika tiba-tiba bayangan Adam melintas. Setelah seharian bekerja tentu saja tidur merupakan hal yang paling nyaman untuk dilakukan. Hanya saja aku tak dapat memejamkan mata, pikiranku di penuhi oleh Adam. Senyum manisnya, tawanya yang renyah saat berhasil mengerjaiku silih berganti mengisi kepala. 

Ku raih gawai yang tergelatak di sampingku. Ku buka kontak BBM Adam. Ingin sekali ku tulis pesan untuknya tapi ada perasaan ragu yang hinggap. Tak apalah, jika aku hanya mengucapkan selamat malam, pikirku. Tentu hal tersebut bukan masalah besar.

Setelah mempertimbangkan ratusan kali dengan puluhan kata yang ku hapus silih berganti, akhirnya aku memutuskan untuk mengiriminya stiker saja. Ku pilih stiker bertuliskan selamat malam berhiaskan bunga dan tanda hati yang ku rasa paling manis kepadanya. 

Tak lama kemudian gawaiku berbunyi, pertanda ada pesan BBM yang masuk. Cepat sekali Adam membalas pesanku, hatiku berdebar kencang saat memegang gawai di tangan. Ku bayangkan kata-kata atau stiker apa yang dipilih Adam untuk membalas pesanku. Aih, kekanak-kanakan sekali diriku, tapi biarlah. Namanya juga orang lagi jatuh hati. 

Dengan perasaan membuncah ku pandangi layar handphone, ku pilih ikon BBM yang menampilkan belasan pesan masuk dari beberapa orang yang berbeda. Benar saja, nama Adam tertera di dalamnya.

(Maaf ini siapa, ya? Kalau ada perlu sebaiknya langsung telepon saja. Saya enggak enak jadi salah paham sama istri gara-gara chat ini)

Begitu bunyi pesan yang tertera di layar. Seketika hatiku mencelos, ada rasa sakit yang ku rasakan. Rasa sakit karena merasa dipermainkan, meskipun aku tahu perasaan ini salah. Hanya saja, mengapa sampai nomer handphoneku pun dia tak menyimpannya? Padahal dia begitu akrab denganku ketika di kantor.

Harus ku balas apa pesan darinya ini? Dadaku sesak memikirkannya, tak sanggup tangan ini bergerak meski hanya untuk menyentuh huruf di layar. Ku letakkan gawai di tempat tidur tanpa membalas pesan dari Adam. 

Pelan-pelan ku pejamkan mata sembari menikmati lagu “Jaran Goyang” yang dilantunkan oleh Nella Kharisma.

“Apa salah dan dosaku, sayang

Cinta suciku kau buang-buang

Lihat jurus yang kan ku berikan

Jaran goyang, jaran goyang … “

Bersambung ...
 Sumber gambar: parenting.co.id

Bagi seorang ibu tak ada yang lebih membahagiakan selain kehadiran buah hati yang telah dinanti 9 bulan lamanya. Mendengar tangisan pertama buah hati saat lahir ke dunia merupakan hal yang sungguh menakjubkan. Disamping rasa syukur yang tak terkira, terpancar pula kelegaan di wajah manakala sang buah hati melewati proses persalinan dengan baik, tanpa kurang satu apapun. 

Rasa-rasanya segala kerepotan selama kurang lebih 9 bulan mengandung, repotnya mempersiapkan segala keperluan saat akan melahirkan, hingga rasa sakit dari kontraksi hilang seketika ketika tangisan pertama keluar dari bibir mungil malaikat kecil kita.

Pasca proses persalinan, hal yang selanjutnya akan dilakukan adalah proses IMD (inisiasi menyusui dini). Yang mana bayi yang baru lahir akan dibiarkan untuk menyusu sendiri pada ibunya di 1 jam pertama kehidupannya. Trust me, momen ini lah yang paling mengharukan bagi seorang ibu, melihat wajah polos malaikat yang belum tersentuh dosa menyusu pertama kali sungguh tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Fyi, IMD sendiri memiliki tujuan menurunkan angka kematian bayi dan menurunkan angka kematian ibu, meningkatkan bonding (ikatan) kasih sayang antara ibu dan anak, serta agar program pemberian ASI ekslusif berjalan dengan lancar. Meskipun demikian, memberikan ASI kepada bayi untuk pertama kalinya tidak selalu berjalan lancar, Dear! 

Sumber gambar: alodokter.com

Biasanya beberapa hari pertama (1 - 3 hari), payudara belum memproduksi ASI dalam jumlah banyak, bahkan dalam beberapa kasus ASI baru keluar setelah hari ketiga pasca melahirkan. Namun, hal tersebut bukanlah alasan untuk tidak menyusui bayi secara langsung. Dilansir dari alodokter.com (22/02/2017), bayi baru lahir memiliki cadangan cairan yang cukup untuk tubuhnya selama 48 jam pertama. Bahkan adapula pendapat yang mengemukakan bahwa bayi bisa bertahan dalam waktu 72 jam tanpa ASI.

Kendala utama yang dialami oleh para ibu baru dalam memberikan ASI bagi bayinya adalah kurangnya rasa percaya diri akan produksi ASI yang dihasilkan saat awal-awal menyusui. Hal tersebut diperparah dengan omongan-omongan yang lumayan miring dari orang sekitar, biasanya sih mereka dengan lantangnya mengungkapkan bahwa ASI si ibu tidak keluar, kering, atau tidak cukup karena melihat bayi yang seolah tak berhenti meminta ASI.

Pengalaman seperti itupun saya rasakan sendiri saat berusaha menyusui anak pertama, rasa frustasi melihat buah hati yang menangis setiap beberapa jam sekali meminta ASI membuat saya berpikir bahwa tubuh saya tak bisa memproduksi ASI seperti yang dibutuhkan bayi. Maklum selama masa kehamilan saya tak pernah mencari tahu mengenai laktasi (Suer, ilmu satu ini penting banget diketahui calon ibu baru, biar gak banyak drama seperti yang saya alami). 

Ditengah kekalutan karena berpikir bahwa saya tak akan mampu menyusui, akhirnya saya memutuskan untuk memberikan susu formula menggunakan dot. Beruntung saya dikelilingi keluarga yang begitu baik dan memberikan support agar bisa memberikan ASI pada anak pertama. Mereka berusaha untuk meyakinkan saya bahwa ASI adalah yang terbaik, bahwa tak ada ibu yang tak bisa memberikan ASI pada buah hatinya, bahwa ASI yang saya hasilkan cukup dengan memberikan artikel-artikel baik dari koran ataupun internet. Dari hasil membaca puluhan artikel mengenai laktasi, pada akhirnya saya berusaha bangkit kembali, berusaha mengejar ketertinggalan. 

Sumber gambar: hellosehat.com

Thanks God, bayi saya waktu itu baru saya berikan dot selama kurang lebih 5 hari. Dengan tekad kuat akhirnya saya memutuskan untuk membuang dot beserta kaleng susu formula yang masih penuh demi lancarnya proses pemberian ASI. Sebenarnya deg-degan juga, sih! Karena masih takut ASI kurang. Namun, dari artikel yang saya baca, musuh pertama yang bisa menghambat produksi ASI adalah rasa tidak percaya akan kecukupan ASI yang dihasilkan. Jika ingin ASI melimpah maka percayalah pada tubuh, nikmati prosesnya, dan dilarang keras stress.

Tapi gimana enggak stress coba, banyak omongan-omongan yang singgah di telinga dan kebanyakan bukannya mendukung pemberian ASI, malah membuat down. Karena yang berbicara demikian umumnya ibu-ibu yang kita anggap punya pengalaman mumpuni dalam mengurus bayi, tentu saja hal tersebut memberikan dampak yang besar pada diri kita.
Biasanya mitos-mitos inilah yang berkembang dalam masyarakat dan diwariskan turun temurun melalui mulut ke mulut:

1. Bayi Tidak Cukup Kenyang Hanya Dengan ASI

Biasanya, nih jika melihat bayi menangis dan terus menerus minta menyusu, orang akan beranggapan bahwa ASI tidak cukup untuk si Bayi. Oleh karenanya bayi harus diberikan susu formula agar kenyang. 

Faktanya ASI mudah dicerna oleh pencernaan bayi, oleh karenanya bayi yang baru lahir wajib diberikan ASI selama 2 jam sekali.

2. ASI yang Dihasilkan Tidak Memiliki Gizi

Seperti halnya di poin pertama, bayi yang minta ASI terus menerus dikarenakan ASI yang dihasilkan si Ibu tidak memiliki gizi, Apalagi jika pada perkembangannya, tubuh bayi tidak gemuk. Dapat dipastikan cap ASI tak bergizi bakal langsung mampir, merasuk hingga ke gendang telinga.

Padahal ASI merupakan makanan terbaik yang bisa didapatkan oleh bayi manapun dan tak ada ASI yang tak bergizi, bahkan jika si ibu kekurangan gizi. Karena tubuh sangat memprioritaskan produksi ASI itu sendiri.

3. Kolostrum Harus Dibuang Karena Tidak Baik Bagi Bayi

Ini nih mitos yang paling merugikan bayi jika dipercaya. Bagaimana tidak kolostrum atau ASI pertama berwarna kekuningan yang oleh beberapa orang disebut ASI basi dan harus dibuang merupakan makanan pertama terbaik untuk bayi. Kolostrum kaya akan zat kekebalan tubuh dan protein. Jadi sangat disayangkan jika bayi tidak mendapatkan kolostrum. 

4. Ibu Menyusui Tidak Boleh Makan Pedas

Ibu menyusui pasti pernah dengar larangan ini. Sebenarnya tak hanya makanan pedas, ibu menyusui tak memiliki pantangan makanan apapun selama bayi yang disusui tidak alergi. Saya sendiri melanggar aturan yang ditetapkan oleh ibu saya mengenai tidak boleh makan makanan pedas, tentu saja saya makannya diam-diam. Alhamdulillah, karena bayi saya tak mempunyai alergi jadi makanan pedas yang saya makan tidak berpengaruh sama sekali, 

Namun berbeda ketika menyusui si adik yang alergi makanan laut, maka sebisa mungkin saya menghindari makan seafood selama masa menyusui.

5. Ukuran Payudara Menentukan Banyaknya ASI

Tentu saja pernyataan tersebut tidak benar sama sekali. Ukuran payudara tidak berpengaruh dalam produksi ASI yang dihasilkan oleh tubuh. Ingatlah, bahwa produksi ASI berdasarkan prinsip supply and demand, maka semakin sering menyusui bayi secara langsung maka semakin banyak pula ASI yang dihasilkan.

6. Sebelum Menyusui, ASI Harus Diperah Dulu

Adanya anggapan bahwa ASI yang berwarna jernih yang pertama keluar saat menyusui adalah ASI yang tak memiliki gizi, membuat saran mengenai memerah ASI terlebih dahulu berkembang di masyarakat. Tujuan dari hal tersbut adalah agar bayi hanya mendapat ASI yang kental dan penuh gizi. 

Nyatanya hal tersebut sangatlah tidak benar. Faktanya ASI terbentuk dari dua air susu, yaitu foremilk (berwarna jernih) dan hindmilk (berwarna putih kental). Dua-duanya mengandung zat yang berbeda yang tentu saja dibutuhkan oleh bayi. 

Selain mitos-mitos di atas tentu saja masih banyak mitos lain yang berkembang di luar sana. Nah, biar gak terjebak. Kita harus membekali diri dengan banyak informasi mengenai laktasi. Mommy pasti ingin proses mengASI dapat berjalan lancar, bukan! Yuk, mulai sekarang jangan malas membaca dan mencari informasi, ya!

Last but not least, apakah Mommy pernah mendengar mitos-mitos lain seputar menyusui? Bagi pengalamannya di kolom komentar, ya! Siapa tahu bermanfaat bagi calon ibu baru yang menantikan kelahiran buah hatinya. 

Terima Kasih

Sumber gambar: etalasebintaro.com

Menanti kelahiran seorang bayi ke dalam keluarga merupakan momen yang membahagiakan sekaligus menegangkan. Perasaan bahagia sekaligus berdebar-debar pastinya menyelimuti pasangan yang siap menyambut kehadiran buah hati tercinta. Apalagi jika usia kandungan sudah menginjak 9 bulan alias tinggal menunggu hari, gak kebayang deh gimana nervous-nya! 

Di balik perasaan yang campur aduk, setiap calon orang tua pasti ingin proses kelahiran si buah hati yang telah dinanti berjalan lancar tanpa hambatan, baik proses melahirkan ataupun keperluan yang dibutuhkan bayi pasca melahirkan, Nah, untuk memudahkan para orang tua menghadapi proses persalinan yang terkadang penuh drama dan mendebarkan, alangkah baiknya jika melakukan persiapan terlebih dahulu. Tak hanya mempersiapkan kebutuhan bayi, ya Dear! Kamu juga harus mempersiapkan hal lain yang tak kalah pentingnya, diantaranya:

1. Biaya melahirkan

Tabungan biaya melahirkan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dipersiapkan. Jangan sampai saat hari kelahiran tiba, tabungan tidak ada dan akhirnya bikin urusan jadi ribet. Selain agar proses adminitrasi di rumah sakit berjalan lancar dengan adanya tabungan akan membuat hati ibu lebih tenang tanpa memikir biaya persalinan lagi. Beruntung jika mommy punya asuransi yang mengcover biaya persalinan, baik itu persalinan normal ataupun caesar. 

Meskipun demikian, tak ada salahnya mempersiapkan tabungan. Siapa tahu ada beberapa barang tambahan yang perlu dibeli.

2. Tas yang berisi perlengkapan ibu dan bayi

Sumber gambar: pelancarasi.net

Beberapa minggu sebelum hari perkiraan lahir tiba, ada baiknya jika ibu menyiapkan pakaian yang kelak akan dipakai pasca melahirkan. Selain pakaian ibu, persiapkan pula keperluan bayi yang akan digunakan untuk menyambutnya hadir ke dunia ini.

Saya sendiri melakukan hal ini. Sebulan sebelum melahirkan, saya sudah mengemas semua perlengkapan yang mungkin saja saya butuhkan dalam satu tas. Perlengkapan tersebut berisi beberapa pasang pakaian, dalaman, sarung, pembalut, tisu basah, dan beberapa setel pakaian keperluan bayi.

Mempersiapkan keperluan yang akan dipakai di rumah sakit jauh-jauh hari sangat mempermudah kita, lho Mom! Karena kita tak pernah tahu kapan kontraksi akan terjadi, Jika kita sudah punya persiapan sebelumnya, saat hal tersebut tiba kita tak perlu lagi ribut mempersiapkan pakaian yang akan dibawa. Karena semua telah tersedia dan tinggal mengangkat tas. 

Bayangin aja, Mom! Bagaimana jika tak ada persiapan sebelumnya sementara perut sudah kontraksi dan si baby sudah tak sabar ingin melihat dunia? Pasti bakal repot jadinya!

3. Persiapkan segala kebutuhan bayi di rumah

Selain pakaian bayi, jangan lupa pula untuk mempersiapkan keperluan lainnya. Seperti minyak telon, sabun, shampo, dan juga popok. Oia, Mommy juga harus siapka bak mandi untuk si baby, ya! Jangan sampai hal remeh namun penting satu ini terlewat, Mom!

Seperti yang saya alami ketika menyambut anak pertama, karena fokus pada pakaian bayi akhirnya kami lupa mempersiapkan alat mandi si baby. Alhasil, ketika pulang dari rumah sakit, kamipun kelabakan harus membeli keperluan mandi bayi.

4. Minta seseorang untuk membantu pasca melahirkan

Proses melahirkan yang melelahkan sedikit banyak akan memengaruhi kondisi para ibu baru yang masih harus beradaptasi dengan kehadiran sang buah hati. Selain itu ibu baru juga dihadapkan pada proses menyusui yang terkadang tak berjalan mulus. Selain itu ibu baru juga harus bergadang demi menjaga dan menyusui buah hati. 

Akan lebih baik jika pasca melahirkan ibu ditemani sesorang yang bisa membantunya ketika diperlukan. Hal tersebut semata-mata demi menjaga kesehatan ibu pasca melahirkan agar dapat pulih dengan segera dan bisa menyusui bayinya dengan lancar.

5. Persiapkan mental

Rasanya semua pasti akan setuju jika mempersiapkan mental merupakan hal terpenting dari daftar di atas. Ya, melahirkan memang penuh perjuangan. Tak hanya selama prosesnya, menjaga buah hati yang bayu lahir juga merupakan tantangan baru yang harus dilalui semua ibu. Oleh karenanya kesiapan mental seroang ibu akan sangat diperlukan agar semuanya dapat berjalan lancar.

Sebaiknya selama masa kehamilan, perbanyaklah mencari informasi mengenai bagaimana cara mengurus bayi, menyusui, dan ilmu parenting lainnya. 

Menanti proses kelahiran buah hati memang merupakan pengalaman yang tak ada duanya, membahagiakan sekaligus mendebarkan, senang sekaligus gugup. Semua perasaan campur aduk menjadi satu, Maka persiapkanlah semuanya dengan baik agar momen yang menakjubkan tersebut bisa dinikmati tanpa adanya gangguan teknis, 




Bagi saya menulis adalah sebuah hobi yang sangat menyenangkan. Dengan menulis beban pikiran seolah terlepas satu demi satu. Namun, tak pernah terbersit dalam pikiran saya untuk serius menekuni hobi saya saat masih punya banyak waktu luang. Barulah selepas memutuskan untuk fokus menjadi ibu rumah tangga penuh waktu, hobi yang sempat terabaikan tersebut muncul kembali.

Berawal dari iseng-iseng membaca setiap postingan teman yang lewat di beranda facebook, saat itu postingan salah seorang kawan lama berupa cerpen begitu menyita perhatian saya. Rupanya saat itu, dirinya sedang mengikuti 30 Days Writing Challenge yang gagas oleh Infinity Lovink, sebuah komunitas menulis yang berisikan nyonyah-nyonyah ketjeh. Singkat cerita, akhirnya saya pun ikut bergabung dalam komunitas tersebut berkat bantuan darinya.

Sumber gambar: mumandcareer.com
Dari komunitas menulis itulah akhirnya saya mengenal lebih banyak komunitas menulis lain yang ada di dunia maya. Hingga pada suatu hari postingan dari Teh Indari Mastuti di grup Ibu Ibu Doyan Nulis (IIDN) mengenai training menulis artikel gratis dan bisa menghasilkan dollar lewat di beranda saya. Tanpa pikir panjang saya bergabung dalam training tersebut. 

Tak ada sesuatu yang sia-sia, meskipun saya tak mempunyai pengalaman menulis artikel namun berkat konsistensi dan juga belajar terus menerus saya pun berhasil menaklukan tantangan yang diberikan, bahkan saya bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah dengan menjadi kontributor sebagai content writer di media online ataupun sebagai ghost writer. 

Emang menulis bisa menghasilkan? Mungkin itu pertanyaan yang sering didapat oleh para penulis pemula. Selain pertanyaan mengenai penghasilan yang didapat dari menulis. Biasanya orang-orang di sekitar akan menambahkan bumbu, "ngapain, sih nulis. Buang-buang waktu aja." Parahnya lagi, jika kita sudah bisa membuktikan bahwa menulis pun menghasilkan dan kita mulai melakukan personal branding dengan menambahkan kata Freelance Writer sebagai pekerjaan, nyinyiran tetap berlanjut. "Freelance sih sama saja dengan pengangguran. Kerja tapi kayak enggak kerja."

Biasanya jika saya mendapatkan nyinyiran sedemikian rupa saya hanya akan menjawab, "Ya, emang saya nganggur sih. Gak punya kantor. Kerja yang kayak enggak kerja emang itu yang saya cari" Daripada harus berdebat dan mengagungkan diri, lebih baik diam. Lagipula saya lah yang menikmati hasilnya, bukan mereka. Wajar saja kalau mereka sangsi. Coba kalau mereka juga kecipratan duitnya, dijamin bakalan diam. Bahkan bisa jadi akan jadi fans dan supporter garis kerasmu, Dear! Bagi saya, cukuplah dukungan dari suami dan keluarga terdekat.

Ternyata, setelah berbagi pengalaman dengan ibu-ibu penulis lainnya, merekapun mengalami hal serupa. Freelancer memang bukanlah pekerjaan yang paling keren. Namun, setidaknya sebagai ibu rumah tangga, freelancelah solusi agar kami tetap bisa berpenghasilan namun tetap bisa mengurus semuanya di rumah. Siapa sih yang enggak mau menyalurkan hobi, dibayar pula, plus banyak kenalan baru? Udah gitu, gak perlu ngantor lagi. Kalau saya sih, enggak bakal nolak! 

Nah, jika kalian mengalami hal serupa, sering mendapat sindiran bahkan cibiran akan apa yang kalian lakukan sebaiknya sikapi dengan cara ini, dears!

1. Senyum

Berikan saja senyuman termanismu pada mereka yang mencibirmu. Biarkan mereka tetap dengan nyinyirannya. Jadikanlah hal tersebut sebagai cambuk agar kamu terus maju. Tak perlu memikirkan kata-kata mereka. Tak perlu membalas nyinyiran mereka dengan kata-kata tandingan. Biarkanlah mereka melihat sendiri hasil dari yang kita kerjakan selama ini. Siapa tahu dengan begitu mereka enggak akan nyinyir lagi.

2. Abaikan

Tak perlu diambil hati, omongan-omongan miring yang terdengar dari sekitar. Selama yang kita lakukan bukanlah hal yang buruk, teruskanlah. Selama menulis baik buat kita, tak perlu berhenti hanya karena perkataan mereka. Menulis bukan hanya masalah menghasilkan uang, Dear! Menulis juga ajang untuk berbagi kebaikan, menambah lingkup pertemanan, dan yang paling penting agar pikiran kita tetap happy. 

3. Berpikir positif

Tetaplah berpikir positif meski ada yang meremehkan mu, Dear! Mereka hanya tak tahu saja apa yang kamu dapat dari aktivitas menulismu tersebut. Mereka juga enggak tahu, kan perjuanganmu untuk bisa terus menulis hingga menghasilkan rupiah seperti apa? 

So, jangan sampai hal negatif yang menghadang menjadikanmu menjadi lemah, ya! Jadikanlah hal tersebut sebagai penyemangat agar kamu bisa terus konsisten menulis dan menjadi lebih baik lagi. 





Sumber gambar: vemale.com

Menjadi ibu rumah tangga sekaligus menulis, baik itu karena hobi, sekedar menyibukkan diri, ataupun untuk mencari penghasilan tambahan merupakan sesuatu yang tidak bisa dibilang mudah untuk dilakukan. Meskipun terlihat santai dan tidak punya pekerjaan karena hanya berdiam diri di dalam rumah, nyatanya ibu rumah tangga dihadapkan pada urusan domestik yang sambung menyambung seolah tak ada habisnya.

Banyak tugas yang sejatinya diemban oleh seorang ibu rumah tangga, mulai dari hal yang remeh seperti menyiapkan minuman di pagi hari untuk suami dan anak-anak, menyiapkan sarapan hingga bekal yang akan dibawa sampai mencuci, menjemur, melipat, dan menyetrika baju. Belum lagi tanggung jawab moral yang melekat padanya, memastikan penghuninya nyaman, sehat hingga memastikan anak-anak tumbuh dan berkembang tanpa kekurangan satu apapun. Berat bukan? Jangankan Milea, Dilan pun bisa-bisa gak kuat menanggungnya!

Nah, dapat dibayangkan dengan mengerjakan tugas sebanyak itu, banyak ibu-ibu yang memilih untuk terjun ke dunia literasi. Hebatnya lagi, diantara beberapa ibu rumah tangga -yang saya kenal- yang nyambi jadi penulis memiliki jam terbang yang tinggi. Konsistensi dalam menulis pun tak perlu diragukan lagi, Dear! Karya-karyanya juga udah banyak banget.

Kadang saya sampai mikir apa mereka gak kerepotan? Apa mereka gak pernah mengalami kendala seperti yang saya alami? Ternyata, hampir semua ibu-ibu penulis mengalami kendala yang serupa namun tak sama. Hanya saja, bagaimana cara masing-masing pribadi menghadapi dan menyingkirkan kendala yang menghadang kan berbeda-beda, ya! Makanya hasil yang diperoleh pun tak sama.

Kendala apa saja, sih yang biasanya dialami oleh ibu rumah tangga yang juga aktif menulis?

1. Sulitnya Membagi Waktu

Sumber gambar: beritagar.id

Alasan satu ini merupakan alasan yang paling banyak dan pertama kali diucapkan oleh para ibu jika ditanya menganai masalah apa yang dihadapi ketika menulis. Banyaknya tugas rumah tangga yang menanti untuk dikerjakan, terkadang membuat ibu penulis harus berusaha ekstra untuk menyempatkan menulis.

Saya pribadi memilih menulis saat anak-anak sedang terlelap, baik itu ketika mereka tidur siang ataupun malam hari. Dengan begitu saya jadi lebih bisa berkonsentrasi ketika menulis.

2. Ide Yang Tiba-tiba Hilang

Sumber gambar: kompasiana.com

Menurut saya ini, nih yang paling nyebelin. Lagi asyik-asyiknya menulis dan banyak ide dalam kepala yang harus segera ditulis agar tidak hilang, tiba-tiba anak menangis, bangun dari tidur siangnya. Seketika ide yang sedang moncer bablas tak bersisa. *lebay

Untuk mengatasi agar hal tersebut tidak terjadi, sebaiknya ikat ide dengan menuliskannya di buku catatan terlebih dahulu. Jadi meskipun terjadi gangguan saat mengeksekusi ide, garis besar cerita yang akan dibuat tidak hilang, Dear!

3. Menunda Menulis

Sumber gambar: sumber.com

Banyak pekerjaan rumah yang dikerjakan terkadang membuat tubuh lelah, jika sudah begitu pastinya rasa ingin beristirahat semakin besar. Kalau sudah istirahat apalagi sambil nonton film kesukaan, bisa-bisa hasrat ingin menulispun tak muncul, Selalu ada alasan agar menunda menulis, seperti "satu episode lagi, ah! Baru nulis." Begitu terus hingga serial yang ditonton tamat dan tak ada satu tulisanpun yang dihasilkan.

Jika sudah seperti itu, lebih baik hindari aktivitas yang membuatmu terlalu nyaman, hingga lupa menulis, ya Dear!

4. Writer's Block

Sumber gambar: writingcooperative.com

Writer's block adalah kondisi dimana penulis tidak punya keinginan untuk menghasilkan karya baru. Ide yang biasanya selalu bermunculan pun sembunyi entah dimana. Ibu penulis pun rentan mengalami hal ini. Faktor lelah karena mengurus rumah tangga, serta bosan dengan kesibukan yang seolah tak ada habisnya dapat memicu ibu penulis merasa jenuh dan akhirnya berhenti menulis.

Oleh karenanya sebaiknya jaga kesehatan dengan baik agar ibu selalu bugar dan bersemangat menjalankan aktivitas harian serta menulis. Selain itu jangan lupa menyempatkan diri untuk "me time" meskipun cuman sebentar.

5. Sulit Menjaga Konsistensi

Banyaknya interupsi yang rentan terjadi dapat mengakibatkan timbulnya rasa malas untuk menulis. Maka dari itu seorang ibu rumah tangga yang memutuskan untuk menulis wajib mengetahui bagaimana cara menyiasati waktu dan mencuri kesempatan untuk tetap menulis.

Meskipun tidak mudah, namun menulis merupakan hal yang menyenangkan yang dapat dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga. Dengan semakin majunya teknologi, menulis tidak hanya sekedar menuangkan ide ke dalam sebuah karya. Namun, dengan menulis seorang ibu rumah tangga dapat terhubung ke dunia yang lebih luas, bertemu teman-teman baru melalui komunitas yang banyak tersebar di dunia maya, serta bersosialisasi tanpa harus keluar rumah dan melalaikan pekerjaan utama sebagai pengatur rumah tangga. Selain itu kerennya lagi, menulis juga bisa jadi profesi dengan income yang lumayan.

Apa teman-teman mengalami hal serupa dalam menulis? Apapun kendalanya tetap semangat menulis, ya Dear!






Ikan haruan atau biasa disebut dengan ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan yang digemari masyarakat Kalimantan Timur. Ikan kaya protein yang dikenal memiliki sejuta manfaat ini memang memiliki rasa yang lezat. Meski saya tidak begitu menyukai ikan, namun ikan haruan mampu membuat saya berubah pikiran. 


Tekstur dagingnya yang lembut dan tidak berbau amis membuat saya mulai melirik sajian ikan satu ini. Salah satu yang menjadi favorit saya adalah sayur asam ikan haruan. Sayur yang diolah dengan ikan bukanlah menu fevorit saya yang sedari kecil memang jarang sekali makan ikan. Pertama kali mencoba sayur asam ikan haruan adalah pada saat berkunjung ke rumah mertua.

 

Awalnya terbesit perasaan ragu, apakah saya akan menyukai sajian satu ini atau tidak? Soalnya nih, biasanya sayur dengan ikan akan terasa aneh di lidah saya, selain itu bau amis biasanya langsung menyeruak hidung saya yang agak sensitif jika bersinggungan dengan ikan. Tapi setelah mencicipinya sedikit, pikiran saya pun berubah seketika. Sayur asam ikan haruan berbeda dengan sayur ikan pada umumnya. Selain rasanya lebih segar, bau amis khas ikan tidak tercium. Malah aromanya enak sekali. Apalagi didampingi ikan asin dan sambal mentah bawang merah. Bikin lupa daratan, uuy!

Saking cintanya sama menu satu ini, akhirnya saya berusaha membuatnya sendiri di rumah. Resepnya tentu saja dari ibu mertua, Bumbunya lumayan beragam namun masih mudah didapat dan biasanya tersedia selalu di dapur. Pendek kata bumbunya mudah dan enggak ribet. 


Rupanya nih, mom. Agar sayur asam ikan haruan yang kita olah tidak amis, sebaiknya tidak menambahkan gula ke dalamnya. Selain itu didihkan air dengan durasi yang lebih lama sebelum memasukkan ikannya. Selain itu kucuri ikan haruan yang telh dibersihkan dan dipotong-potong dengan jeruk nipis sebelum mengolahnya. Yang unik dari sayur ini adalah penggunaan ubi rambat atau boleh diganti singkong sebagai tambahan.

Oia, bumbu juga sebaiknya dihaluskan menggunakan cobek. Karena konon rasanya akan berbeda jika dihaluskan menggunakan blender. Rasanya enggak akan senendang bumbu yang diulek manual. Percaya gak percaya, sih! Daripada sayur beresiko tak seenak yang pernah dicoba, turuti aturan yang berlaku. Hehehe

Karena saya tidak terlalu menyukai ubi ataupun singkong yang disayur, maka kali ini saya skip penggunaannya. Meskipun demikian rasa dari sayur asam ikan haruan ini tetap enak, kok!

Berikut resep dan cara mengolahnya:

Bahan:
1 ikat kangkung (siangi)
1/4 kg ikan haruan
Perasan jeruk nipis
Asam jawa sedikit saja
Air secukupunya

Bumbu halus: 
5 siung bawang merah
2 siung bawang putih 
1 ruas jari kunyit
3 butir kemiri
Terasi secukupnya

Bumbu lainnya:
Lengkuas (geprek)
Serai (geprek)
Garam 
Kaldu jamur atau MSG 

Cara membuat:
  1. Rebus air dan asam jawa hingga mendidih, biarkan mendidih agak lama. Kemudian masukan ikan haruan yang telah dipotong-potong dan dikucuri dengan perasan jeruk nipis, masukan pula bumbu halus beserta lengkuas dan serai. Tunggu hingga air mendidih kembali dan biarkan mendidih sedikit lebih lama.
  2. Setelah air mendidih masukan kangkung. Jangan lupa tambahkan garam serta kaldu jamur. 
  3. Tes rasa, ya Mom! Biar makin yakin kalo rasa sayurnya sudah oke. 
  4. Tunggu hingga kangkung layu, kemudian matikan kompor. 
  5. Sayur asam ikan haruan siap disajikan. 
Jika kamu adalah penyuka pedas maka bisa menambahkan cabai ke dalam bumbunya. Rasanya tentu jadi semakin nikmat.
Selamat mencoba!

Newer Posts Older Posts Home

ABOUT ME

Seorang ibu rumah tangga dengan 2 anak yang hobi menulis. Menulis adalah hal yang menyehatkan dan juga menyenangkan bagi saya. Selain blog, saya juga mencoba menulis artikel, baik itu di media online, maupun sebagai ghost writer.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Featured Post

POPULAR POSTS

  • 5 Tips Agar Wajahmu Selalu Mulus Bebas Jerawat, Simple Banget!
  • 7 Langkah Mudah Menulis Artikel Agar Enak Dibaca Bagi Pemula
  • Plagiat: Tips Agar Tetap Kalem Menghadapi Plagiator!
  • Kiat Sukses Menulis Artikel Agar Tembus Media Online
  • Anak Suka Menghisap Jari dan Memasukan Mainan Ke Mulut, Larang atau Biarkan?

Label

  • Ceritaku 22
  • Motherhood 17
  • Dunia Menulis 9
  • Ibu & Anak 9
  • Kuliner 5
  • Health & Beauty 4
  • Resep 4
  • Kehamilan 3
  • Laktasi 3
  • Artikel 2
  • Review 2
  • Traveling 2
  • Cara Membuat Blog 1
  • Cara Membuat Website 1
  • Cerbung 1

Blogger Perempuan Network

Blog Archive

  • ►  2020 (1)
    • ►  June (1)
  • ▼  2018 (32)
    • ►  November (14)
    • ▼  October (18)
      • 5 Tips Agar Wajahmu Selalu Mulus Bebas Jerawat, Si...
      • Anak Suka Menghisap Jari dan Memasukan Mainan Ke M...
      • Penting, Hal Hal Sepele Ini Wajib Diketahui Ibu Ha...
      • Resep Daging Sapi Oseng Mercon Ala Yogya, Pedasnya...
      • Dia Bukan Takdirku
      • Tak Boleh Dipercaya, Mitos Mitos Seputar Menyusui ...
      • Apa Saja Yang Perlu Dipersiapkan Jelang Lahiran? Y...
      • Sering Dicibir Karena Berprofesi Sebagai Freelance...
      • 5 Kendala Yang Sering Ditemui Ibu-ibu Penulis, Kam...
      • Resep Sayur Asam Ikan Haruan, Segarnya Bikin Nagih!
      • Baby Blues, Bukan Sekadar Mitos! Yuk, Kenali Gejal...
      • Membawa Balita dalam Perjalanan Jauh Menggunakan M...
      • Ingin Sukses Menyapih Si Kecil? Terapkan 5 Kiat Ini!
      • Perlukah Pendidikan Anak Usia Dini?
      • Tips Mengajarkan Toilet Training pada Anak Balita
      • Mengenai Infeksi Telinga pada Anak
      • Agar Tetap Semangat saat Anak Sakit
      • Membangun Generasi Bebas Korupsi! Ngimpi?!
  • ►  2017 (4)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
  • ►  2016 (1)
    • ►  August (1)

Total Page View

Cloud Categories

#1000HariPertamaAnanda #1000HariTerbaik Artikel Ayam Cara Membuat Blog Cara Membuat Website Cerbung Cerita Fiksi Cerita Gita Ceritaku Cerpen Domain Indonesia Domain Murah Domainesia Dunia Menulis Health & Beauty Hosting Indonesia Hosting Murah Ibu & Anak Ikan Kecantikan Kehamilan Kesehatan Kuliner Laktasi Lomba Blog Domainesia Motherhood Parenting Resep Review Rumah Tangga Sayur Traveling

Send Me a Hello

Name

Email *

Message *

Following

dewimronald

Copyright © Bunda dan Gita's Blog. Designed by OddThemes